WONOGIRI, SUDUTPANDANG.ID – Momen bahagia pasangan atlet bulutangkis nasional Gregoria Mariska Tunjung dan musisi Mikha Angelo Brahmantyo dirayakan secara istimewa dalam acara syukuran pernikahan yang digelar Sabtu, (14/6/2025), di area Patung Bedol Deso, Waduk Gajah Mungkur (WGM), Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri Kota.
Meski sempat diguyur hujan, kemeriahan acara tak surut. Ratusan tamu tetap hadir dan memenuhi area syukuran untuk memberikan ucapan selamat serta berfoto bersama kedua mempelai yang tampil elegan dan hangat.
Patung Bedol Deso, lokasi acara yang dipilih oleh Gregoria dan Mikha Angelo, bukan sekadar tempat indah, tetapi juga sarat nilai sejarah. Monumen ini melambangkan perjuangan warga Wonogiri yang merelakan tanah kelahirannya untuk transmigrasi demi pembangunan Waduk Gajah Mungkur. Pilihan tempat ini dinilai sarat makna dan menyentuh banyak hati.
“Aspek historis dari lokasi ini sangat luar biasa. Saat saya ceritakan kisahnya, Mas Mikha bahkan kaget dan tersentuh bisa berada di tempat yang penuh nilai perjuangan ini,” ungkap Teguh Setiyono, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Wonogiri, yang mewakili Bupati dalam acara tersebut.
Acara turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri, Haryanto. Para tamu dari kalangan masyarakat umum hingga pejabat daerah membaur dalam suasana akrab dan kekeluargaan.
Tak hanya menjadi ajang silaturahmi, perayaan ini juga menjadi momen strategis untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi wisata Kabupaten Wonogiri melalui pemanfaatan lokasi bersejarah.
Hal yang paling menarik dan diapresiasi publik adalah keputusan pasangan Gregoria dan Mikha untuk tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun dari tamu undangan. Sebagai gantinya, mereka menghidupkan sektor ekonomi lokal dengan melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam penyediaan konsumsi dan suvenir.
Puluhan stan UMKM lokal disiapkan untuk melayani para tamu. Stan-stan tersebut diserbu oleh pengunjung yang antusias mencicipi sajian khas daerah. Konsep ini merupakan inisiatif langsung dari mempelai dan keluarga besar mereka.
“Bapak Gregorius Maryanto, ayah dari Gregoria, sempat berdiskusi dengan kami tentang konsep acara ini. Mereka ingin mengedepankan pemberdayaan pelaku UMKM lokal. Mbak Gregoria sendiri bahkan telah melakukan survei sebelumnya,” tambah Teguh.
Dengan konsep sederhana namun berdampak, pernikahan Gregoria dan Mikha bukan hanya menjadi ajang perayaan cinta, tapi juga bentuk kontribusi nyata kepada masyarakat. Melalui acara ini, pasangan tersebut memberikan contoh bagaimana momen bahagia bisa dijadikan sarana berbagi dan mendukung ekonomi lokal.
Keputusan untuk menggelar syukuran di tempat bersejarah, tanpa kemewahan berlebihan, namun tetap memberikan pengalaman berkesan, menjadikan acara ini salah satu momen pernikahan inspiratif yang layak dikenang.(04)