BADUNG-BALI, SUDUTPANDANG.ID – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI yang diwakili oleh Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi dan Ketua Kelompok Kerja (Kapokja) Perawatan Kesehatan Khusus dan Rehabilitasi menjadi narasumber dalam acara “The Union World Conference on Lung Health” di Nusa Dua Bali pada 12-16 November 2024 lalu.
“The Union World Conference on Lung Health” merupakan agenda konferensi tahunan yang diikuti oleh ribuan perwakilan pemerintah, para ahli, professional, donor, lembaga swadaya masyarakat dan perusahaan di dunia dengan tujuan untuk membahas upaya-upaya penanggulangan tuberkolosis di dunia.
Hadir membuka kegiatan ini, Prof Guy Marks, President of The Union, dan Dr. Riza Andalucia, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dalam konferensi ini, Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi (PKR) Ditjen PAS, Maulidi Hilal membahas tentang prevalensi Tuberkolosis di kalangan narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia.
Dirinya menyebut dengan tingginya jumlah narapidana di Lapas/Rutan di Indonesia menjadikan Ditjen PAS perlu menetapkan strategi dalam penanggulangan penyebaran Tuberkolosis.
“Prevalensi Tuberkolosis di Lapas/Rutan di Indonesia memang tinggi tapi melalui upaya-upaya kita dapat kendalikan dengan baik,” ucapnya.
Selain Hilal, Kapokja Perawatan Kesehatan Khusus dan Rehabilitasi, dr. Hetty Widiastuti juga berkesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Selain membahas tentang prevalensi Tuberkolosisi di Lapas/Rutan, perwakilan Ditjen PAS juga membahas tentang resiko penularan tuberkolosis di dalam Lapas.
Lebih lanjut, Direktur PKR berpendapat konferensi ini merupakan kesempatan yang baik sekali untuk dapat memberi kontribusi dalam event internasional, dan menyuarakan kepentingan Pemasyarakatan Indonesia. Dalam hal ini terkait upaya pengendalian dan pencegahan Tuberkulosis di Rutan, Lapas, dan LPKA Indonesia.
Selain itu, konferensi ini juga dapat memberikan informasi upaya dan keberhasilan, menerima masukan dan saran, serta meningkatkan kompetensi dalam pembuatan karya ilmiah sebagai bagian dari semangat organisasi pembelajar.
“Saya berharap ke depan, Ditjen PAS mendapatkan kesempatan yang lebih luar lagi dalam kegiatan serupa sehingga semakin banyak orang yang peduli akan perawatan kesehatan di dalam Lapas, Rutan maupun LPKA di Indonesia,” harap Hilal.(One/01)