JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Para pengendara mulai beralih mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta pasca terungkapnya kasus dugaan pengoplosan BBM jenis Pertamax oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN).
Sejumlah SPBU Pertamina di Jakarta tampak sepi. Para pengendara lebih memilih antre di di SPBU milik swasta salah satunya Shell.
Situasi ini sangat kontras dengan kondisi sebelumnya, di mana SPBU Shell biasanya sepi pengunjung. Masyarakat berbondong-bondong untuk mengisi BBM di Shell, yang dianggap lebih terpercaya setelah terjadinya dugaan skandal di Pertamina.
Akibatnya, harga BBM jenis Shell Super dan Shell V-Power mengalami kenaikan mulai 1 Maret 2025, setelah sebelumnya terjadi lonjakan permintaan dari masyarakat.
Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga menyebut penjualan Pertamax sempat mengalami penurunan sebesar 5 persen selama sehari, di tengah isu dugaan perseroan mengoplos Pertalite di fasilitas penyimpanan (storage) atau depo untuk dijadikan Pertamax.
Kejagung
Dalam kasus tersebut, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan, BBM RON 92 dibeli oleh Pertamina Patra Niaga dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan cara mengoplos (blending) atau membeli RON 90 (setara Pertalite) kemudian dicampur di fasilitas penyimpanan (storage) BBM atau depo untuk dijadikan Pertamax.
“Pada saat telah dilakukan pengadaan impor minyak mentah dan impor produk kilang, diperoleh fakta adanya mark up kontrak shipping atau pengiriman yang dilakukan oleh tersangka YF selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping,” ungkap Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).(tim)