Papua  

Tewaskan Tujuh Pekerja Tambang Tradisional, Kelompok Egianus Kogoya Biang Kerok Penyerangan

Dok.Istimewa

PAPUA, SUDUTPANDANG.ID – Polda Papua masih menangani kasus penyerangan kepada penambang tradisional di Kali I, Kampung Mosum II, Distrik Samboga, Kabupaten Yahukimo. Korban tewas pun bertambah kembali.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, penyerangan ini diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Asbak Koranue, yang juga merupakan bagian dari Kelompok Egianus Kagoya. Saat ini Satgas Ops Damai Cartenz telah tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan penyisiran dan mencari keberadaan para korban.

Kemenkumham Bali

“Penyerangan yang terjadi kemarin benar adanya dan diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Asbak Koranue yang juga merupakan bagian dari Kelompok Egianus Kagoya,” kata Benny dalam keterangan tertulis, Rabu (18/10).

BACA JUGA  Dinkes: 92 warga Kota Jayapura-Papua Diserang DBD

Penyerangan tersebut juga menyebabkan beberapa alat berat hangus terbakar, termasuk 3 unit excavator, 2 unit truk, dan 1 camp. Informasi ini diperoleh dari saksi-saksi yang berhasil dievakuasi ke Polres Yahukimo.

Meski aparat keamanan sempat menghadapi gangguan tembakan yang memicu kontak tembak dengan KKB, mereka berhasil mengevakuasi 7 jenazah. Para korban teridentifikasi sebagai Udin, Maun, Ardi, Hendra, Anju, Appe, dan Siger.

Sementara itu, beberapa pendulang berhasil diselamatkan. Yakni Abdul, 53; Renaldi, 28; Hermudin, 42; Bebeng, 41; Markus, 35; Ahmad, 21; dan Holden, 48.

“Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri bersama Ops Damai Cartenz telah melaksanakan rapat tertutup guna membahas langkah-langkah penindakan hukum terhadap para pelaku,” ucap Benny.

BACA JUGA  Tokoh Adat Papua: Jaga Lebih Serius Cagar Alam Pegunungan Cycloop

Sebelumnya, kelompok pekerja tambang tradisional diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Insiden tragis ini terjadi di Kali I, Kampung Mosum II, Distrik Samboga, Kabupaten Yahukimo pada Senin (16/10), sekitar pukul 14.30 WIT.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mengatakan, penyerangan tersebut menewaskan lima orang pekerja tambang. Petugas telah bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk membantu dalam pengambilan keputusan tegas melalui proses penegakan hukum.

“Terkait hal ini, kami sedang dalam proses pendalaman dengan mendekati para tokoh masyarakat untuk memastikan kondisi para korban,” kata Mathius dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10).

Mathius menekankan, pihaknya tidak akan mentolerir tindakan bersenjata yang terjadi di Papua. Namun, dalam mengambil tindakan tegas, mereka berusaha untuk merencanakannya dengan matang agar tidak menimbulkan lebih banyak korban jiwa.(03/JP)