Jakarta,SudutPandang.id-Pemerintah Indonesia menyatakan kapal-kapal asal China telah melakukan pelanggaran batas wilayah di Laut Natuna. Badan Keamanan Laut (Bakamla) dibantu TNI telah menambah kekuatannya di perairan tersebut untuk menghadapi kapal asal Republik Rakyat Tiongkok tersebut.
“Kami sudah kirim lagi. Itu dinamika. Jadi tidak usah rapat pun sudah otomatis itu,” ujar Kepala Bakamla, Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrachman, usai rapat tertutup di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (3/12/2019).
Achmad menegaskan, pihaknya akan bersiaga di perairan Natuna untuk menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). TNI juga sudah mengerahkan kekuatannya di perairan Natuna pasca kejadian tersebut.
“Orang sekarang lebih senang menggunakan white hull, daripada grey hull. Karena kalau kapal perang kan tensinya agak berbeda. Jadi Bakamla tetap di depan,” katanya.
Sementa itu, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya Yudo Margono, menjelaskan, operasi siaga tempur dilaksanakan oleh Koarmada 1 dan Koopsau 1 dengan Alutsista yang sudah digelar, yaitu tiga KRI dan satu Pesawat intai maritim dan satu pesawat Boeing TNI AU. Dua KRI lagi masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna.
“Selanjutnya dikatakan Pangkogabwilhan I bahwa operasi ini digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Natuna Utara,” kata Kabid Penum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman, dalam keterangan pers.(fill)