Upah di AS Naik, Nilai Tukar Rupiah Merosot Jadi Rp16.283 Per Dolar

Ilustrasi - Mata uang dolar AS dan mata uang rupiah. FOTO: Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Di tengah kenaikan penghasilan (upah) per jam rata-rata di Amerika Serikat (AS), nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (10/8/2024) sore, ditutup merosot.

“Laporan Biro Statistik AS menunjukkan kenaikan penghasilan per jam rata-rata sebesar 4,1 persen year on year. Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 4 persen dari angka 3,9 persen sebelumnya,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Senin.

Kemenkumham Bali

Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah turun 87 poin atau 0,54 persen menjadi Rp16.283 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.196 per dolar AS.

Ia menjelaskan data tersebut mengindikasikan adanya inflasi upah yang dapat memicu inflasi inti dan inflasi umum yang lebih tinggi, sehingga hal tersebut berpotensi menyebabkan bank sentral AS untuk menunda pemangkasan suku bunganya.

BACA JUGA  Rupiah Melemah, Pasar Masih Menunggu Data Inflasi AS

Selain itu, kata Taufan Dimas Hareva, kinerja rupiah melemah dipengaruhi oleh penguatan yang terjadi pada dolar AS usai rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang rilis pada pekan lalu menunjukkan ekonomi AS memanas dengan bertambahnya 272 ribu pekerjaan pada Mei 2024, jauh melampaui ekspektasi.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke level Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.218 per dolar AS. (Ant/02)