WALHI Kecewa COP28 Dubai Gagal Mengakhiri Bahan Bakar Fosil, Ini Dampaknya!

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Manajer Kampanye Hutan dan Taman Nasional WALHI menyesalkan Konferensi Perubahan Iklim ke-28 (COP) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) yang berakhir pada 13 Desember 2023, mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil.

“Dunia sangat kecewa karena COP 28 tidak menghasilkan mandat yang tegas untuk menghapuskan bahan bakar fosil, yaitu batu bara, minyak, dan gas alam. Meskipun ada solusi untuk beralih dari energi fosil untuk mencapai net zero pada tahun 2050, terdapat banyak kompromi seperti penggunaan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), bahan bakar transisi yang batasannya tidak jelas, bahkan termasuk nuklir sebagai bahan bakar fosil. sebuah solusi,” kata Uli Arta Siagian, Manajer Kampanye Hutan dan Taman Nasional WALHI.

Kemenkumham Bali

Jika kita benar-benar mengacu pada sains, dunia harus mengurangi penggunaan batu bara sebesar 95%, minyak bumi sebesar 60%, dan gas alam sebesar 45% pada tahun 2050.

BACA JUGA  Pengolahan Sampah Organik Dipaparkan Djarum di KTT Perubahan Iklim 2023 Dubai

Lambatnya aksi iklim membuat masyarakat semakin terjepit dalam menghadapi berbagai dampak perubahan iklim. Krisis iklim, seperti cuaca panas ekstrem, banjir, gelombang tinggi, kekeringan, meluasnya penyakit, dan hilangnya perumahan, mata pencaharian, dan bahkan situs budaya.

Dampak paling parah dirasakan oleh kelompok masyarakat rentan seperti penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, perempuan – termasuk remaja perempuan, masyarakat adat dan lokal, petani dan nelayan tradisional, serta pekerja.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 10 tahun terakhir lebih dari 90% bencana yang terjadi merupakan bencana terkait iklim dan memakan korban jiwa lebih dari 32 juta orang.

Sedangkan dalam agenda Global Goals on Adaptation, COP 28 hanya berhasil merumuskan ruang lingkup tujuan adaptasi namun tanpa target yang jelas.

BACA JUGA  Wiwiek Hargono Apresiasi Kinerja PKK Kelurahan

Sumber: Jaringan AT