JENEWA, SUDUTPANDANG.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa kendati ada tren penurunan kasus baru COVID-19 saat ini, peningkatan kasus rawat inap dan kematian diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang dengan semakin dekatnya cuaca yang lebih dingin.
Terlepas dari “penurunan jumlah kematian (akibat COVID-19) yang dilaporkan secara global … dengan semakin dekatnya cuaca yang lebih dingin di belahan bumi utara, masuk akal untuk memperkirakan kenaikan kasus rawat inap dan kematian dalam beberapa bulan mendatang,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Swiss, pada Rabu (31/8/2022).
Menurut Pembaruan Informasi Epidemiologi Mingguan COVID-19 WHO terkini, disebutkan jumlah kasus baru mingguan turun 9 persen menjadi sekitar 5,3 juta selama pekan yang berlangsung dari 15 hingga 21 Agustus, dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Jumlah kematian baru mingguan juga turun 15 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya, dengan lebih dari 14.000 kematian dilaporkan.
“Bahkan di negara-negara berpenghasilan tinggi, 30 persen tenaga kesehatan dan 20 persen lansia masih belum divaksinasi. Kesenjangan vaksinasi ini menimbulkan risiko bagi kita semua. Jadi, tolong lakukan vaksinasi jika Anda belum mendapatkannya, dan dapatkan suntikan penguat (booster) jika Anda dianjurkan menerimanya,” kata Tedros, seraya menganjurkan agar masyarakat memakai masker saat berada di dalam ruangan yang ramai.
Pimpinan WHO itu menyebut bahwa subvarian Omicron saat ini lebih menular dibandingkan pendahulunya, dan risiko kemunculan varian yang lebih menular dan lebih berbahaya masih ada.
Kendati demikian, cakupan vaksinasi di kalangan orang yang paling rentan masih terlalu rendah, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah.
“Hidup berdampingan dengan COVID-19 bukan berarti menganggap pandemi sudah berakhir… Begitu pula menganggap virus mematikan tidak menyebar adalah risiko besar. Hidup berdampingan dengan COVID-19 berarti mengambil langkah pencegahan sederhana agar tidak terinfeksi, atau jika Anda sudah terinfeksi, tidak sampai sakit parah atau sekarat,” ujar Tedros.
Dia juga menyerukan semua pemerintah memperbarui kebijakan-kebijakan mereka guna mengoptimalkan penggunaan berbagai instrumen penyelamat jiwa yang ada guna menanggulangi COVID-19 secara bertanggung jawab. (ANT)