SITARO, SULUT, SUDUTPANDANG.ID – Sebanyak 32 gempa guguran terjadi di Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, selama periode 8-15 September 2023, demikian catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Menurut Kepala PVMBG Hendra Gunawan, dalam laporan evaluasi yang dibagikan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang, dalam grup percakapan di Manado, Selasa, terekam juga enam kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, 54 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter.
“Selain gempa guguran, terekam juga sebanyak 134 kali gempa embusan, 100 kali gempa hibrid,” katanya.
Erupsi efusif pada kawah utama (selatan), kata dia, secara visual tidak teramati. Namun suara guguran masih terdengar sedang hingga agak kuat dengan arah dan jarak luncur tidak diketahui.
Sinar api di atas kawah selatan teramati pada kolom asap setinggi lebih kurang 10 meter, sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih dengan tinggi maksimum sekitar 100 meter.
Pada malam hari, lanjutnya, masih tampak ada api diam di tubuh kubah lava kawah utara dan guguran selama periode ini tidak teramati.
“Erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi, namun secara visual tidak teramati luncuran/ guguran lava baik arah dan jarak luncur. Namun tanda tanda terjadinya guguran masih terdengar suara gemuruh akibat guguran lava,” katanya.
Data seismik menunjukkan aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi.
Pada periode pengamatan pekan sebelumnya, terekam sebanyak 78 kali gempa guguran, 25 kali gempa embusan, 52 kali gempa hibrid, dua kali gempa vulkanik dangkal, serta 11 kali gempa vulkanik dalam.
Terekam juga sebanyak empat kali gempa tektonik lokal dan 31 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter, kata Yudia P Tatipang. (02/Ant)