4.048 Jiwa Mengungsi, Banjir Meluas di Aceh Utara

Tim BPBD membantu proses evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh Rabu (27/12/2023). FOTO: dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Sebanyak 4.048 jiwa atau 1.173 kepala keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi akibat banjir yang meluas di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

“Banjir telah menyebabkan masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas ekonomi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara, Asnawi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Kemenkumham Bali

Hal itu, kata dia, dikarenakan banjir telah menyebabkan jebolnya beberapa tanggul seperti di Gampong Paya Berandang, Lhok Meurbo dan Tanjung Awe hingga mengakibatkan jalan raya terputus.

Ia menyebutkan perluasan cakupan wilayah yang terendam banjir terpantau di Kecamatan Lhoksukon dan Tanah Luas.

Menurut dia banjir telah berdampak pada 12.826 KK atau 44.244 jiwa.

BACA JUGA  Habib Rizieq Pulang di Hari Pahlawan, Rocky Gerung: Bakal Sangat Keren Diajak Jokowi Upacara

Sebanyak 1.173 KK atau 4.048 jiwa terpaksa harus mengungsi di 18 titik.

Dari hasil asesmen, banjir telah berdampak di 108 “gampong” yang berada di 13 kecamatan dengan ketinggian air bervariasi antara 10-80 sentimeter.

Kendati demikian ada beberapa titik di lokasi lain yang mulai berangsur surut.

Di samping itu, ribuan hektare sawah dan ratusan hektare tambak juga turut terdampak banjir.

Cakupan rinci luasan dan kerugian akibat banjir masih dalam pendataan.

“Masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas ekonomi,” katanya.

Sebagai upaya percepatan penanganan darurat, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menerbitkan Status Tanggap Darurat Banjir bernomor 360/869/2023 yang berlaku untuk 14 hari ke depan.

BACA JUGA  Wakil Bupati Lombok Tengah Sambut Kehadiran Peserta Magang Bakrie Center Foundation

BPBD Kabupaten Aceh Utara bersama lintas forkopimda setempat terus mengupayakan penanganan darurat seperti membantu evakuasi masyarakat, memenuhi kebutuhan dasar, melakukan kaji cepat, memantau kondisi banjir hingga terus berkoordinasi dengan unsur terkait untuk memberikan pelayanan terbaik selama masa tanggap darurat, kata Asnawi. (02/Ant)