Jakarta, Sudutpandang.id – Pengembangan vaksin Merah Putih tetap akan berjalan dan tidak terpengaruh peleburan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut vaksin Merah Putih diharapkan dapat memenuhi ketersediaan vaksin dalam negeri hingga global.
Menurutnya, masih ada 130 negara hingga saat ini belum mendapatkan akses vaksin Covid-19.
“Pemerintah berkomitmen untuk tetap meneruskan pengembangan vaksin Merah Putih, karena vaksin ini tidak hanya menyelesaikan kapasitas vaksin di tingkat nasional, tapi juga global,” ujar Wiku, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4).
Wiku menjelaskan berbagai keputusan yang diambil pemerintah telah melalui berbagai macam pertimbangan, termasuk soal penggabungan Kemenristek dengan Kemendikbud.
“Pastinya keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang memiliki kerugian seminim-minimnya, dan kebermanfaatan yang sebesar-besarnya,” katanya.
Wiku menyebut sejauh ini sudah ada enam institusi yang ikut mengembangkan vaksin tersebut dengan platform yang berbeda.
Mereka antara lain Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.
Dengan metode pemodelan pembuatan vaksin yang beragam, maka Wiku berharap vaksin Merah Putih dapat menjadi investasi jangka panjang Indonesia, terutama dalam menghadapi kemungkinan epidemi hingga pandemi lainnya.
“Pengembangan vaksin merah putih merupakan pengembangan inovasi anak bangsa, dan merupakan aset intelektual negara untuk investasi jangka panjang. Dan pengembangan vaksin ini pasti akan sepenuhnya didukung pemerintah,” terangnya.(bg)