KONI Pusat Gelar Diskusi Bersama Legenda dan Atlet Nasional

KONI pusat
KONI Pusat Gelar Diskusi Bersama Legenda dan Atlet Nasional (Foto: humas KONI pusat)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menggelar pertemuan istimewa dengan menghadirkan para legenda dan atlet berprestasi nasional. Acara yang berlangsung di Kantor KONI Pusat, Senayan, Jakarta ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, dengan tujuan mempererat komunikasi dan menyerap aspirasi langsung dari para pelaku olahraga.

Hadir dalam forum tersebut sejumlah nama besar seperti Kurniawan Dwi Yulianto (legenda sepak bola Indonesia), Triyaningsih (pelari maraton putri), Hendro Yap (atlet jalan cepat), dan I Gede Siman Sudartawa (perenang andalan Indonesia). Mereka mewakili berbagai cabang olahraga dengan segudang prestasi nasional maupun internasional.

Dalam sambutannya, Marciano menegaskan bahwa peran utama KONI adalah menjadi pelayan bagi atlet Indonesia.

BACA JUGA  Tujuh Pebulutangkis Indonesia Masuk Peringkat 10 Besar Dunia

“KONI hadir untuk mengantar atlet meraih prestasi terbaik, mendengar masukan, dan memastikan tidak ada hambatan bagi perkembangan mereka di tingkat daerah maupun nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/8/2025).

Diskusi berlangsung interaktif. Para atlet menyampaikan pandangan dan harapan mereka, mulai dari pembinaan prestasi hingga jaminan kesejahteraan pasca karier.

Kurniawan Dwi Yulianto menekankan pentingnya persiapan matang untuk masa pensiun atlet. Ia mengingatkan bahwa banyak pesepak bola senior yang kurang beruntung setelah gantung sepatu, sehingga perlu program pendampingan berkelanjutan.

Triyaningsih berharap KONI menjadi wadah yang benar-benar membuka ruang komunikasi antara atlet dan pengurus.

I Gede Siman Sudartawa menegaskan bahwa suara atlet harus menjadi pertimbangan penting dalam kebijakan pembinaan.

BACA JUGA  Sepak Bola Jatim Terancam Absen di PON XXI Karena Minim Anggaran

Hendro Yap memberikan masukan strategis terkait pembinaan jangka panjang, pentingnya evaluasi berbasis data setiap Pekan Olahraga Nasional (PON), dan mengkritisi pembatasan usia atlet yang dinilainya seharusnya berbasis performa, bukan umur semata.

Hendro juga menegaskan perbedaan peran antara KONI dan pemerintah. Menurutnya, KONI bertindak sebagai eksekutor pembinaan dan pelaksana kompetisi, sedangkan Kemenpora dan Dispora berperan sebagai regulator.

Marciano menyambut positif semua masukan yang diberikan. Ia menilai pengalaman para atlet senior adalah modal penting untuk membentuk arah kebijakan yang lebih tepat sasaran.

“KONI tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan kerja sama erat dengan atlet, pelatih, dan semua pihak demi kemajuan olahraga Indonesia,” tegasnya.

BACA JUGA  Pemerintah Percepat Penyaluran BLT BBM

Pertemuan ini diharapkan menjadi awal terbentuknya forum komunikasi rutin antara KONI dan para atlet, sehingga permasalahan seperti pembinaan usia dini, fasilitas pelatihan, hingga kesejahteraan pasca karir dapat segera diatasi.(PR/04)