Kompetisi Mati Suri, Teco Tetap Setia Menunggu

BALI, SUDUTPANDANG.ID – Pelatih kepala Bali United, Stefano Cugurra mengungkapkan bila berhentinya kompetisi saat ini hampir mirip dengan saat kompetisi yang dihentikan karena pandemi covid-19 lalu.

Seperti yang diketahui bersama, kompetisi Liga 1 2022/2023 harus dihentikan pasca tragedi duka Kanjuruhan awal Oktober lalu. Tragedi duka sepak bola Indonesia tersebut cukup melukai bangsa ini sebab peristiwa tersebut memakan banyak korban.

Hingga pada hari Senin (24/10) dalam situasi investigasi kasus tersebut, jumlah korban yang meninggal dunia terus bertambah dalam masa perawatan di rumah sakit. Total terbaru menjadi 135 orang yang dinyatakan secara resmi meninggal dunia akibat insiden ricuh usai pertandingan Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan Malang.

Imbas dari kericuhan tersebut, kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia ini harus dihentikan sementara. Selain itu, Presiden FIFA, Gianni Infantino juga berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan dengan Pemerintah Indonesia.

Situasi ini membawa pada suasana kompetisi yang hampir mirip dengan masa-masa pandemi kali lalu. Hanya bedanya, jika pandemi adalah isu kesehatan yang menjangkau seluruh dunia, pada kali ini, tragedi Kanjuruhan menjadi isu olahraga yang melukai kompetisi sepak bola di Indonesia.

BACA JUGA  Persebaya Targetkan Poin Penuh Saat Hadapi RANS

Saat itu Bali United baru melakoni tiga pekan di musim Liga 1 2020 sebelum akhirnya Pemerintah memutuskan untuk menghentikan jalannya kompetisi pada pertengahan bulan Maret 2020.

Sepanjang itu, tarik ulur kepastian lanjut atau tidaknya kompetisi menjadi kabar yang dinantikan. Hingga akhirnya kompetisi Liga 1 2020 resmi dihentikan.

Barulah pada musim 2021/2022 tepatnya pada 27 Agustus 2021 akhirnya kompetisi resmi dibuka mempertemukan Bali United dengan Persik Kediri di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kompetisi musim itu pun bergulir tanpa penonton dan sistem pemeriksaan kesehatan yang cukup ketat mewarnai kompetisi berkonsep terpusat dalam seri tersebut.

“Pada saat pandemi covid, kita di Indonesia sudah merasakan tanpa kompetisi sepak bola. Kemudian saat kompetisi dimulai itu tanpa penonton. Tahun ini kita sudah mulai dengan penonton kemudian ada tragedi duka. Kita sebagai orang yang terlibat di sepak bola hanya berharap keputusan terbaik dengan hadirnya Presiden FIFA ke Indonesia. Beliau bisa memberikan masukan yang terbaik. Jika memang saat kompetisi dimulai dengan tanpa penonton atau kehadiran penonton secara bertahap di stadion, maka menurut saya tidak begitu masalah,” jelas pelatih kolektor tiga trofi Liga 1 tersebut.

BACA JUGA  Ketua Komisi B DPRD Minta Jakpro Jelaskan Soal Ruko Pluit

Presiden FIFA, Gianni Infantino bertemu Presiden Indonesia, Joko Widodo hari Selasa (18/10) lalu di Istana Negara, Jakarta. Kemudian orang nomor satu Federasi sepak bola dunia itu kembali pada hari Rabu (19/10) esoknya ke Selandia Baru. Beliau akan kembali lagi ke Indonesia saat pelaksanaan G20 yang akan dilaksanakan bulan depan di Bali.

Direncanakan memang Gianni Infantino akan berkantor lama di Indonesia untuk melakukan reformasi terhadap sepak bola di Indonesia.

Seluruh masyarakat Indonesia pun berharap yang terbaik dengan hadirnya Presiden FIFA untuk Indonesia terutama bagi kabar dari olahraga rakyat ini. Termasuk pelatih kepala Serdadu Tridatu yang sudah dua kali mengalami masa penundaan kompetisi bersama Bali United.

BACA JUGA  BU Kalahkan PSS 1-0, Teco Belum Pikirkan Gelar

“Situasi saat ini memang Presiden FIFA sudah datang ke Indonesia untuk bertemu Pemerintah dan PSSI. Mudah-mudahan dari pertemuan tersebut ada perubahan menuju ke arah yang lebih baik untuk sepak bola Indonesia,” tutup pelatih asal Brasil yang sudah menangani Bali United sejak 2019 silam. (06)

 

Tinggalkan Balasan