BANYUMAS, SUDUTPANDANG.ID – Peta politik pilpres sudah mulai terlihat dengan munculnya sejumlah figur atau calon presiden berikut koalisinya masing-masing. Meskipun tahapan resmi pencalonan Presiden-Wakil Presiden baru akan dimulai Oktober 2023. Namun
Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan mengatakan, selain syarat dukungan parpol yaitu terpenuhinya presidential threshold 20 persen kursi atau 25 persen suara sah nasional, partai politik juga harus memperhatikan variabel elektabilitas ketika mengusung pasangan capres-cawapres.
“Meskipun elektabilitas tinggi, tetapi kalau tidak mendapat dukungan parpol, ya tidak akan bisa maju. Sebaliknya, meskipun didukung parpol tetapi jika elektabilitas rendah, juga berpotensi kalah. Naluri bertarung kan tentu bagaimana bisa menang. Jadi elektabilitas tetap tidak bisa diabaikan,” ujar Yusak dalam forum Diskusi Publik “Peta Pilpres 2024 dan Masa Depan Demokrasi Indonesia” yang digelar di Riverside Coffe Shop Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (17/11/2022).
Sejauh ini, menurut Yusak, jika melihat embrio koalisi yang terbentuk, maka jumlah pasangan capres-cawapres yang akan muncul maksimal empat pasang.
“Saat ini, embrio koalisi yang sudah terbentuk kan ada KIB, Koalisi Indonesia Bersatu besutan Partai Golkar, PPP dan PAN serta Koalisi Gerindra-PKB. Di luar itu, ada PDIP yang punya golden tiket dan bisa mencalonkan pasangan capres-cawapres sendiri. Juga ada Nasdem yang sudah menetapkan calon presidennya dan berpotensi didukung Demokrat dan PKS. Jadi maksimal ada empat pasang capres-cawapres,” imbuh Yusak.
Sementara itu, dalam forum yang sama, Ketua MPC Pemuda Pancasila Banyumas, Yudho F Sudiro yang akrab disapa Bang Iteng mengatakan, politik identitas sebaiknya tidak digunakan dalam pertarungan pilpres 2024.
“Penggunaan politik identitas hanya akan merusak kebhinekaan dan berpotensi melemahkan sendi-sendi negara kesatuan. Pilpres harus menjadi sarana persatuan, bukan malah memecah belah berdasarkan sekat-sekat agama dan SARA,” ujar Yudho.
Anggota KPU Banyumas, Yasum Surya Mentari mengatakan, pemilu 2024 akan dilangsungkan secara serentak di mana pemungutan suara untuk pemilu presiden-wakil presiden dan pemilu legislatif dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Ia berharap agar seluruh elemen masyarakat bisa mensukseskan pesta demokrasi tersebut. “Pemilu 2024 harus berjalan sukses baik di Banyumas maupun secara nasional dan diharapkan menjadi sarana integrasi bangsa,” ujar Yasum.
Narasumber lain yang hadir dalam diskusi publik tersebut adalah Dr. Ahmad Muttaqin, Dosen UIN Saizu Purwokerto.
Kegiatan diskusi publik tersebut juga dihadiri Anggota Bawaslu Banyumas, Asep Henry, sejumlah politisi lokal, dan diikuti oleh tokoh-tokoh pergerakan Banyumas, serta aktifis lintas organisasi mahasiswa seperti HMI, PMII, IMM, IPNU, dan lain-lain.
Selain itu, kegiatan diskusi publik juga diwarnai dengan pentas Monolog oleh Nurohman Sudibyo dari Tegal dan Gerak Naluri oleh Wahyu Ranggati dari Slawi. (05)