DEPOK, SUDUTPANDANG.ID (ANTARA) – Lebih dari 9.000 mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) 2023 mengikuti pemeriksaan kesehatan sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.
“Untuk memastikan layanan pemeriksaan kesehatan yang mudah diakses oleh mahasiswa, UI menyiapkan anggaran sehingga semua fasilitas kesehatan selama pemeriksaan kesehatan dapat diakses secara gratis,” kata Kepala UPT Klinik Satelit Makara UI, Dr dr Dhanasari Vidiawati di kampus UI Depok, Rabu.
Ia mengatakan pengidentifikasian kondisi kesehatan mahasiswa merupakan bagian dari komitmen UI dalam menyediakan fasilitas tambahan yang dibutuhkan mahasiswa.
Kegiatan yang berlangsung pada 24 Juli–4 Agustus 2023 ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mahasiswa baru demi menunjang kelancaran kegiatan belajar-mengajar, sekaligus sebagai langkah awal UI dalam melahirkan lulusan UI yang sehat fisik dan mental.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan mahasiswa ini melibatkan beberapa unit di UI, yaitu Klinik Satelit Makara; Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas; Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi; serta Direktorat Kemahasiswaan.
Mahasiswa yang mengikuti pemeriksaan ini akan menjalani beberapa tahap untuk memvalidasi informasi kesehatan mereka.
Ia menjelaskan tahap-tahap tersebut, antara lain pertama, mahasiswa diarahkan untuk mengisi formulir yang berisi riwayat kesehatan pribadi dan riwayat kesehatan keluarga.
Kemudian, mereka diminta untuk mengisi formulir khusus guna mengetahui apakah mereka memiliki masalah kesehatan mental, perilaku terkait masalah kesehatan, atau informasi bahwa mahasiswa terkait memiliki kebutuhan khusus.
Selanjutnya, mahasiswa menjalani pemeriksaan fisik di Klinik Satelit.
Setelah melalui tahapan tersebut, mahasiswa akan menerima hasil pemeriksaan yang terekam langsung di “medical record”. Hasil pemeriksaan ini berupa keterangan dari dokter apakah mahasiswa tersebut memerlukan tindakan lebih lanjut atau tidak.
Tindakan lanjut yang dimaksud, kata Dhanasari Vidiawati , adalah pemeriksaan laboratorium darah, rontgen, konsultasi dengan psikolog, atau pemeriksaan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan.
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI, Nadine, yang telah mengikuti pemeriksaan kesehatan menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini.
Menurutnya, waktu pemeriksaan yang fleksibel dan dapat dipilih sangat membantu mahasiswa baru yang memiliki jadwal kegiatan cukup padat. Ia mengatakan kegiatan ini sangat “well organize” sehingga tidak ada antrean yang menjalar.
Tenaga kesehatan, kata Naiden, memberi arahan yang jelas dan melakukan pemeriksaan dengan cekatan, mulai dari pengukuran tensi, berat badan, dan tinggi badan, serta pengecekan kesehatan mata.
Dhanasari Vidiawati menambahkan kegiatan pemeriksaan kesehatan akan diikuti oleh lebih dari 9.000 mahasiswa baru. Klinik Satelit memastikan bahwa seluruh mahasiswa baru akan mengikuti pemeriksaan ini dengan kuota sebanyak 1.000 mahasiswa per harinya.
Klinik Satelit juga akan memberikan kartu Pembatasan Aktivitas Fisik (PAF) bagi mahasiswa yang memiliki kondisi kesehatan tertentu selama pelaksanaan kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK).
Dengan adanya pemeriksaan kesehatan ini, pihakna berharap data kesehatan mahasiswa dapat termonitor dengan baik sehingga apabila ada masalah kesehatan, dapat segera tertangani.
Ia menyebut dalam usaha UI untuk menciptakan lingkungan kampus sehat.
“Kami mengharapkan kesadaran dari para mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dan berkoordinasi dengan baik agar UI, khususnya Klinik Satelit, dapat terus memantau kondisi kesehatan seluruh mahasiswa UI,” kata Dhanasari Vidiawati. (02/Ant)