Hemmen

Adipati Dolken Akui Kesulitan Perankan Sosok Penderita Syaraf Lumpuh

Adipati Dolken
Adipati Dolken (foto:istimewa)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Aktor Adipati Dolken berbagi cerita tentang pengalaman berakting sebagai lelaki penyandang disabilitas di film Why Do You Love Me.

Adipati Dolken akui mengalami kesulitan memerankan sosok Baskara, seorang lelaki yang menderita syaraf lumpuh.Meski begitu, membuat Adipati Dolken merasa tertantang.

Kemenkumham Bali

“Baskara challanging banget. Susah buat dalemin gesturenya,” kata Adipati Dolken di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (22/6/2023).

Tak hanya gesture, Adipati juga merasakan kesulitan lain, karena Baskara tipikal orang yang harus berpikir ke depan, meski dirinya mengalami kelumpuhan.

“Sebenarnya yang susah sebagai disabilitas bisa tetap berpikir, punya pikiran yang luar biasa. Mungkin memang gua tidak bisa bergerak, cuma gimana mimpi gue lebih liat lebih lepas lebih free bisa kemana-mana,” jelasnya

BACA JUGA  Indra Kristianto Bantah Tudingan Lakukan Teror ke Shinta Bachir

“Ya gimana menjalankan hidup dengan pikiran gue,” tambah pria berusia 31 tahun itu

Agar bisa lebih dalam memerankan Baskara, suami Canti Tachril ini melakukan riset dan mencari referensi dengan menonton film.

“Buat riset, gue nonton film Stephen Hawking. Itu contoh paling jelas dan mirip dengan kondisi gue juga. Untuk kebutuhan film itu bagus banget,” ucapnya.

Pemilik nama asli Adipati Koesmadji itu merasa memerankan Baskara cukup mengasyikan, karena ia tidak banyak bergerak dan menghafalkan blokingan

Sebab, jika memerankan lelaki sehat dan normal, dia harus menghafalkan blokingan dan juga skrip.

“Nah kalau pas jadi Baskara kemarin, blockingnya cuma satu. Jadi gue nggak mikirin teknis, lebih ke perasaan untuk cara ngejalanin ini semua,” ungkapnya.

BACA JUGA  Olla Ramlan Akui Masih Rahasiakan Perceraiannya Pada Anak

Adipati Dolken hanya diberikan waktu selama dua minggu saja untuk reading dan mendalami karakter. Ia beruntung lawan mainnya adalah Jefri Nichol dan Onadio Leonardo, yang sudah dikenal sejak lama

“Tinggal gimana kami nyamain visi saja, gimana bisa ngeblend dengan kondisi karakter kami. Untungnya kami bisa support satu sama lain. Jadi lumayan banyak sih referensi, dan pada akhirnya nggak ada masalah,” ujar Adipati Dolken.(04)