Agrianita IPB Berkolaborasi Lakukan Pemberdayaan Gandeng UMKM Kota Bogor

Agrianita IPB
Ketua Agrianita IPB University, Retna Widayawati Arief Satria, SP (lima dari kiri baris belakang) bersama pengurus Agrianita lainnya, usai melakukan proses kurasi pada sejumlah produk UMKM komunitas UMKM "Naik Kelas" di Gedung Startup Center (GSC) Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University di Kampus IPB Taman Kencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8/2024) petang. FOTO: HO-Ribka

BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Agrianita IPB, organisasi sosial nirlaba yang beranggotakan civitas perempuan yang digerakkan oleh anggota Dharma Wanita di Institut Pertanian Bogor (IPB) University berkolaborasi melakukan pemberdayaan dengan menggandeng komunitas Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) “Naik Kelas” di Kota Bogor, Jawa Barat.

“Fokus kegiatan kami di Agrianita adalah pada pendidikan, pemberdayaan perempuan dan pengabdian masyarakat,” kata Ketua Agrianita IPB University, Retna Widayawati Arief Satria, SP, di Kota Bogor, Kamis (8/8/2024).

Kemenkumham Bali

Dalam kaitan itu, pada Rabu (7/8) petang, Neno — panggilan karib Retna Widayawati Arief Satria — bersama pengurus Agrianita lainnya, melakukan proses kurasi pada sejumlah produk UMKM di Gedung Startup Center (GSC) Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University di Kampus IPB Taman Kencana, Kota Bogor.

Produk UMKM yang dikurasi beragam, mulai dari makanan ringan, busana dan “handycraft” (kerajinan tangan) yang juga dikenal dengan istilah kriya, yakni kerajinan yang dikerjakan dengan tangan menggunakan teknik-teknik tertentu dan menghasilkan karya yang tidak biasa dan bernilai ekonomis.

Ia menjelaskan Agrianita adalah “nick name” Dharma Wanita di IPB, organisasi sosial yang anggotanya semua perempuan di IPB, mulai dosen, karyawan, tenaga kependidian, istri dosen dan staf pensiunan, warakawuri (janda).

“Meskipun para warakawuri suaminya sudah meninggal, mereka tangung jawab kami untuk membantu mereka, melalui kegiatan pemberdayaan perempuan,” katanya.

BACA JUGA  Wawali Depok: Perlu Kolaborasi Agar Penanganan Stunting Optimal

Dalam proses pendidikan, pemberdayaan dan kebermanfaatan kepada masyarakat pihaknya tidak bisa sendiri, sehingga membuka kolaborasi dengan siapapun, dengan tujuan dan visi yang sama.

Tentu saja, kata dia, kolaborasi tidak saja hanya dengan UMKM Kota Bogor, namun membuka diri kepada semua organisasi perempuan lainnya.

Ia memberi contoh Agrianita juga sudah berkolaborasi dengan organisasi Cahaya Ladara Nusantara (CLN), yang digagas istri Panglima TNI kala itu, Marsekal Hadi Tjahjanto, yakni Nannie Hadi Tjahjanto, dan memiliki marketplace bernama Ladara.

CLN ini adalah komunitas yang berdedikasi untuk memajukan UMKM di seluruh Indonesia dengan slogan “Membawa UMKM Indonesia Mendunia”

Disampaikannya bahwa kolaborasi dengan CLN itu dilakukan karena mereka juga peduli terhadap pemberdayaan UMKM se-Indonesia, di mana ada daerah-daerah yang jadi tujuan pemberdayaan dengang mengagkat produk lokal di daerah tersebut seperti serat nanas, tenun asal Lombok dan sebagainya.

Karena CLN punya marketplace Ladara, maka dengan sarana inilah upaya untuk menawarkan produk UMKM se-Indonesia.

Efek dominonya, katanya, jika Agrianita bisa bekerja sama dengan CLN, maka bukan tidak mungkin komunitas UMKM “Naik Kelas” Kota Bogor di bawah pendamping, Rosalina “Ocha” Anggraeni bisa dibawa untuk dikenalkan dan dipasarkan.

“Jadi bukan tidak mungkin komunitas mbak Ocha ini sudah bisa saya bawa ke sana. Inilah efek saling kebermanfaatannya,” katanya dan menambahkan bahwa kolaborasi tentu juga bisa dilakukan dari mana-mana.

BACA JUGA  Sebanyak 60 Produk UMKM Akan Dipasarkan di Bandara Internasional Dhoho Kediri

“Satu hal yang menyatukan kami dengan komunitas mbak Ocha, Ladara, adalah kesamaan misi, yaki pemberdayaan perempuan. Kalau Agrianta ruang lingkupnya pemberdaayaan wanita di IPB, mbak Ocha di Kota Bogor, kita harus cari celah yang lebih besar, misalnya melalui Ladara sehingga nantinya sudah tidak ada sekat-sekat lagi,” katanya.

 

Kurasi
Produk “handycraft” (kerajinan tangan) yang juga dikenal dengan istilah kriya dari UMKM Dapur RaBuNa, salah satu mitra binaan UMKM komunitas UMKM “Naik Kelas” di Kota Bogor yang dikurasi Agrianita IPB University di Gedung Startup Center (GSC) Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University di Kampus IPB Taman Kencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8/2024) petang. FOTO: HO-Ribka

Tes pasar

Pada bagian lain, Neno juga menjelaskan bahwa pihaknya selalu melakukan tes pasar (test market) untuk produk UMKM.

Pihaknya memiliki katalog produk dan juga galeri atau ruang pamer dari UMKM ibu-ibu di IPB, seperti makanan, kerajinan tangan yang harus dibantu sehingga diketahui masyarakat.

Karena itu, tugasnya adalah membantu memasarkan produk mereka, karena kuncinya adalah di pemasaran.

“Produksi sebagus dan sebanyak apa, kalau tidak ada pembeli percuma. Melalui katalog yang disebar kemana-mana, lama-lama akan dikenal, galeri yang ada di sini kalau ada tamu-tamu IPB, biasanya banyak ditanyakan itu produk apa dan sebagainya,” katanya.

“Bila ada produk baru, kami biasanya melakukan test market itu,” tambahnya.

Tes pasar dimaksud, kata dia, adalah untuk mengetahui bagaimana respons terhadap produk yang dibuat. Sebisa mungkin, pihaknya tidak membatasi kreativitas anggota.

Hanya saja, pihaknya juga mengingatkan bahwa kreativitas produk itu ada yang bisa diterima pasar ataupun yang tidak sehingga dilakukanlah tes pasar itu guna melihat responsnya bagaimana.

BACA JUGA  Dandim 0819 Pasuruan Klaim Warga Siap Menikmati Jalan Paving

“Kalau bagus bisa ditingkatkan produksi karena pasarnya ada. Namun, jika belum bagus kita jadikan hanya untuk koleksi saja, dan tidak diproduksi massal,” kata Retna Widayawati Arief Satria.

Sementara itu pendamping komunitas UMKM “Naik Kelas” Kota Bogor, Rosalina “Ocha” Anggraeni menjelaskan ada sebanyak 30 hingga 40 UMKM di bawah koordinasinya.

Program UMKM yang dikoordinasikannya itu berawal dari program Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, yang semula bernama “UMKM Juara”, dan kini berganti menjadi “UMKM Naik Kelas”.

Kini, pihaknya fokus meningkatkan kapasitas pelaku UMKM yang ada di Kota Bogor dengan skema “Business Visit” dan “Factory Visit” dengan harapan produk yang ada bisa “Go Digital” sehingga mampu menembus pasar global dan internasional. (02/Red)