ASPEDI Kabupaten Bogor Perkenalkan Kujang Sebagai “Ageman” Urang Sunda

Ketua DPC ASPEDI Kabupaten Bogor, Edi Wijaya (kiri) menyerahkan cenderamata kujang kepada Tommy Rahadian, "owner" Athar Wedding, yang menjadi narasumber dalam seminar dan pelatihan pemasaran digital yang dilaksanakan pada Selasa (20/2/2024) di Coffee Bag, Sentul, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jabar. FOTO: ASPEDI Bogor

BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (DPC ASPEDI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yakni himpunan profesi insan usaha dekorasi ini memanfaatkan kegiatan seminar dan pelatihan peningkatan produk digital sebagai ajang memasyarakatkan kujang sebagai “ageman”, yakni senjata pusaka pegangan “urang Sunda”.

Ketua DPC ASPEDI Kabupaten Bogor, Edi Wijaya dalam keterangan di Bogor, Jumat (23/2/2024) menjelaskan, ia menyerahkan cenderamata kujang kepada Tommy Rahadian, “owner” Athar Wedding, yang menjadi narasumber dalam seminar dan pelatihan dimaksud, yang dilaksanakan pada Selasa (20/2) di Coffee Bag, Sentul, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, yang diikuti puluhan orang peserta.

Kemenkumham Bali

“Menyelam Sambil Minum Air”, katanya, mengutip peribahasa popular yang sering didengar dalam interaksi sosial, yang memiliki pesan mendalam, melakukan dua atau tiga pekerjaan dalam satu kesempatan.

BACA JUGA  Akibat Ledakan Gudang Peluru 135 KK Diungsikan

“Kami sengaja menyiapkan cinderamata kujang, sebagai ikhtiar kecil DPC ASPEDI Kabupaten Bogor, agar masyarakat memberikan perhatian terhadap pelestarian budaya, dengan menjaga dan mewariskan kujang sebagai ageman atau senjata pusaka khas urang Sunda Bogor,” katanya.

Menurut Edi Wijaya, masyarakat Bogor merupakan pewaris utama Kerajaan Pakuan Pajajaran, kerajaan terbesar Nusantara yang eksis pada abad 15-16 M, dengan maharaja kesohornya, Prabu Siliwangi, yang beribukota di kawasan Pakuan alias Batutulis, Kota Bogor sekarang.

Penghargaan terhadap para karuhun alias leluhur dan pembesar masa lalu antara lain ditunjukkan dengan menjaga berbagai warisan yang ditinggalkan, seperti kujang maupun dalam bentuk lain.

“Bogor sebagai salah satu kota pusaka kuno nasional, yang memiliki banyak sekali warisan bersejarah yang perlu dijaga. Kita lakukan sekecil apapun langkah yang bisa ditempuh, agar budaya maupun bahasa Sunda terus lestari di tengah masyarakat Bogor, tidak tergerus oleh budaya asing yang datang dari luar Pasundan,” kata Edi Wijaya. (PR/02)

BACA JUGA  Budiman Damanik Siap Perjuangkan Nasib Petani Asahan di Pemilu 2024 Nanti