JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Dahsyatnya banjir bandang akibat hujan deras di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh sempat menyeret gelondongan kayu hingga ke jalan raya.
Kayu gelondongan tersebut dibawa arus banjir dari hulu aliran sungai, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara, Nazmi Desky, yang dikutip di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Dalam acara Teropong Bencana yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (15/11), ia mengatakan gelondongan kayu tersebut menutup aliran sungai pada jembatan-jembatan dan jalan nasional.
“Memang kayu kayu gelondongan ini merupakan bekas penambangan illegal logging yang sudah terjadi sejak lama mungkin 10 atau 20 tahun yang lalu. Sehingga itu tertumpuk dan dibawa oleh aliran sungai tersebut,” katanya.
Ia mengatakan permukiman di Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu daerah pegunungan yang berada di lembah, yang dikelilingi pegunungan yang merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dan hutan lindung.
“Area kami hanya 11 persen, memang masyarakat banyak illlegal logging di daerah hulu sungai. Sehingga terjadi sering terjadi banjir bandang di Aceh Tenggara,” katanya.
Dia mengatakan bahwa hampir 90 persen Kabupaten Aceh Tenggara tersebut berada di bawah wewenang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain itu melihat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, masyarakat banyak yang mengelola perkebunan di wilayah atas, yang tidak dapat ditempati untuk perkebunan.
Banjir bandang yang melanda pada Senin (13/11) di Aceh Tenggara berdampak pada 15 kecamatan dan 63 desa. Wilayah dengan dampak terparah yakni Desa Puntung, Kecamatan Sumedam.
Nazmi mengatakan wilayah dengan dampak terparah sudah terkendali.
BPBD Aceh Tenggara telah mendistribusikan kebutuhan sandang bagi yang terdampak.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam tiga hari ke depan Aceh Tenggara akan diguyur hujan, namun air yang meluap ke area permukiman sudah mulai surut. (02/Ant)