JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Dalam Asian Financial Forum (AFF) 2024, Bank Mandiri membagikan kisah sukses peran digital dalam menangkap peluang bisnis di tanah air.
Berbicara sebagai salah satu panelis pada forum keuangan terbesar di kawasan, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan transformasi digitalisasi bisnis telah mengubah cara perseroan dalam mendekati dan menangani nasabah.
Dalam forum tersebut Darmawan turut mempromosikan potensi besar Indonesia di antara pasar keuangan global, dalam bentuk bonus demografi penduduk usia produktif, penetrasi kredit rumah tangga yang masih rendah dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) nasional, dan perkembangan penetrasi digital yang sangat menjanjikan.
Oleh karenanya, Bank Mandiri dibawah kepemimpinannya meraih berbagai potensi tersebut melalui berbagai penawaran digital unggulan.
“Pada masa Covid-19, Bank Mandiri menyadari bahwa digitalisasi adalah kunci untuk tetap relevan dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif kepada nasabah. Dalam transformasi digital tersebut, kami fokus pada tiga bidang yakni people, system, dan culture,” ujar Darmawan pada Kamis (25/1).
Ia menuturkan inilah yang mendorong bank bersandi saham BMRI untuk terus berkembang dari bank konvensional menjadi salah satu bank digital terkemuka di Indonesia.
Pada bulan Oktober 2021, perseroan telah meluncurkan Livin’ by Mandiri bagi nasabah ritel dalam menjawab kebutuhannya.
Sejak itu, Bank Mandiri telah mengembangkan lebih dari 100 fitur dalam memanjakan nasabah. Kini, Livin’ by Mandiri telah memiliki puluhan juta pengguna bulanan, meningkat lebih dari lima kali lipat hanya dalam waktu dua tahun.
Bahkan, Livin’ by Mandiri kini telah melayani puluhan ribu transaksi per detik secara rutin. Selain itu, kapasitas ini akan terus ditingkatkan untuk memastikan kenyamanan nasabah bertransaksi secara digital, ini menjadikan Bank Mandiri menjadi salah satu aplikasi perbankan seluler dengan kapasitas tertinggi di dunia.
“Namun pada akhirnya, teknologi hanyalah sebuah alat. Tanpa Literasi keuangan transformasi digital yang kami lakukan tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, kami konsisten merilis literasi keuangan secara luas secara nasional, memberdayakan semua orang mulai dari petani di desa terpencil hingga pengusaha muda yang memulai bisnisnya sendiri,” jelas Darmawan.
Selain itu, Darmawan menyadari penting dalam melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari regulator, pemangku kebijakan, hingga ekosistem digital lainnya seperti pelaku ecommerce. Tak hanya itu, Bank Mandiri juga memanfaatkan analisis data untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan nasabah seiring menjaga kualitas aset.
The Asian Financial Forum (AFF) adalah salah satu forum keuangan terbesar di Asia yang mempertemukan lebih dari 7.000 peserta yang merupakan individual berpengaruh dari kalangan pemerintah, pelaku sektor keuangan serta komunitas bisnis global dari 70 negara secara hybrid. Event ini dimaksudkan untuk mendiskusikan sekaligus mendapatkan info terkini terkait perkembangan fintech dan strategi bisnis, sekaligus memperluas jaringan.
Event ini juga menjembatani ratusan one-on-one meeting antara pengelola aset dengan potensial partner dari berbagai bisnis di belahan dunia, guna mengeksekusi berbagai proyek dan investasi di berbagai sektor, termasuk sektor tekfin, lingkungan hidup, energi dan teknologi bersih, bahan pangan & pertanian, teknologi kesehatan, infrastruktur dan real estate serta sektor lainnya.
Event ini juga menjadi ajang pameran Fintech Showcase dan InnoVenture Salon yang menampilkan berbagai inovasi keuangan, ide bisnis revolusioner yang bertujuan untuk mempromosikan kolaborasi bisnis dan memberdayakan wirausahawan dan startup.
Acara ini turut didukung oleh HongKong Trade Development Council (HKTDC) yang selama ini rajin mengundang partisipasi dan keterlibatan pelaku usaha di Indonesia untuk menjajaki peluang bisnis dengan partner global. (05)