Bantu Taiwan, AS Gelontorkan Bantuan Militer 345 Juta Dolar

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan pers usai meninjau latihan tentara cadangan di Nanshipu, Taiwan, Sabtu (12/3/2022). Tentara cadangan tersebut dibentuk Taiwan untuk memperkuat pasukan militer jika peperangan melawan China benar-benar meletus. FOTO: dok.Ant

WASHINGTON, SUDUTPANDANG.ID – Amerika Serikat (AS) pada Jumat (28/7/2023) mengumumkan bantuan militer untuk Taiwan senilai 345 juta dolar (sekitar Rp5,2 triliun) untuk meningkatkan kemampuan pertahanan pulau itu.

Presiden AS, Joe Biden dalam pernyataan yang disampaikan Gedung Putih mengatakan telah mendelegasikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk “mengarahkan penarikan hingga 345 juta dolar AS dalam bentuk barang dan jasa pertahanan dari Departemen Pertahanan, dan pendidikan serta pelatihan militer, untuk memberikan bantuan kepada Taiwan.”

Kemenkumham Bali

Juru bicara Pentagon memberi keterangan kepada Anadolu bahwa “penarikan itu mencakup kemampuan pertahanan-diri yang dapat digunakan Taiwan untuk meningkatkan pencegahan saat ini dan di masa yang akan datang.”

BACA JUGA  Bupati Asahan Hadiri Survey Penilaian Akreditasi RSUD H Abdul Manan

“Sistem yang termasuk dalam paket bernilai jutaan dolar itu mengatasi persediaan pertahanan kritis, pengetahuan multi-medan, anti-lapis baja, dan kemampuan pertahanan udara,” tambah juru bicara itu.

Paket tersebut disahkan setelah Kongres menyetujui bantuan militer senilai 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15 triliun) untuk Taiwan di bawah anggaran Otoritas Penarikan Presiden (PDA) tahun 2023.

Saat ditanya mengenai kemungkinan dikeluarkannya pemberitahuan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby tidak memberikan perincian dan hanya menjawab “pantau terus”

“Sudah jelas kami menjalankan tanggung jawab kami terhadap Taiwan dan meningkatkan kemampuan pertahanan diri mereka secara sangat serius,” kata Kirby.

“Tidak ada yang berubah tentang hal itu. Dan kami akan terus mencari cara untuk melakukannya,” tambah dia.

BACA JUGA  DPRD Belitung Timur Konsultasi Perda Ketertiban Umum ke Satpol PP Kota Bekasi

Langkah ini sepertinya akan membuat Beijing marah di saat hubungan AS dan China masih tegang akibat perang dagang era Trump, kunjungan resmi mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan dugaan balon mata-mata China yang melintasi wilayah AS.

Meskipun Blinken dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen baru-baru ini mengunjungi China untuk membahas hubungan kedua negara.

China menganggap Taiwan sebagai “provinsi yang memisahkan diri” sementara Taipei bersikeras atas kemerdekaannya sejak 1949.

AS secara resmi mengakui China pada 1979 dan mengalihkan hubungan diplomatik dari Taipei ke Bejing, termasuk Taiwan sebagai bagian dari China daratan. (02/Ant)