JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai 20,52 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 8,34 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2023 (MoM) atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa penurunan nilai ekspor Indonesia pada bulan Januari 2024 adalah bagian dari pola yang terjadi setiap awal tahun.
Penurunan ekspor pada Januari 2024 sejalan dengan turunnya ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen dan ekspor migas sebesar 5,50 persen (MoM).
Sektor pertambangan tercatat mengalami penurunan paling tajam sebesar 23,93 persen, sementara industri pengolahan turun 4,13 persen (MoM).
Faktor-faktor yang memengaruhi kontraksi ekspor ini antara lain adalah penurunan harga komoditas utama ekspor, seperti batu bara dan nikel, serta penurunan permintaan global akibat perlambatan ekonomi dunia.
Namun, beberapa produk seperti tembakau, aluminium, kakao, tembaga, lemak, dan minyak hewan/nabati mengalami peningkatan signifikan.
Sementara itu, negara mitra dagang dengan penurunan ekspor nonmigas Indonesia terdalam pada Januari 2024 adalah Swiss (turun 53,74 persen), Kanada (turun 48,05 persen), Bangladesh (turun 39,13 persen), Rusia (turun 24,68 persen), dan Turki (turun 19,73 persen) (MoM). (Ant/06)