JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Bak Pablo Picasso yang guratkan warna-warna indah di atas kanvasnya, Brwa Nouri turut goreskan tinta emas dalam kariernya di atas lapangan hijau.
Setiap aksinya ibarat kuas yang menari-nari memberikan warna yang indah bagi permainan Bali United di antara hijaunya rumput stadion. Hanya butuh 90 menit baginya untuk ciptakan sebuah mahakarya.
Empat musim sudah ia habiskan kariernya untuk membela Bali United sejak tahun 2018 lalu. Kedatangannya ke Pulau Dewata dari benua biru mampu memberikan warna baru bagi Serdadu Tridatu.
Memori tidak terlupakan serta prestasi gemilang terlukiskan dengan indah sepanjang berseragam Serdadu Tridatu.
Ekspektasi publik membumbung tinggi mengiringi kedatangannya dari klub Swedia nun jauh di sana, Östersund FK. Catatan impresif 23 gol dan 16 assist dalam 154 laga bersama tim tersebut menjadi alasan Bali United menginginkannya.
Langkah Nouri meninggalkan gegap gempitanya kompetisi Eropa dan memilih jalan sunyi menuju Indonesia terbilang berani. Kepergiannya dari Jämtkraft Arena –kandang Östersund FK– adalah sebuah anomali.
Pasalnya, pemain asal Irak ini sudah menjadi pujaan hati fans Östersund FK. Satu gelar juara Piala Swedia, bermain di Liga Eropa, dan sebelumnya mengantarkan klub itu promosi sudah cukup menjadi alasan publik memuja dan mengelu-elukan namanya.
Kesungguhan Bali United untuk memboyongnya dari dinginnya Benua Eropa menuju hangatnya mentari di khatulistiwa membuat dirinya yakin.
Para suporter pun langsung menyambutnya dengan senyum penuh harapan. Wajar saja, dengan catatan mentereng di Swedia, Semeton tentu berharap lebih kepada pria berpostur 177 cm itu.
Sayang, di awal kariernya di liga Indonesia, Nouri mengalami kesulitan hebat. Perbedaan drastis kultur dan gaya permainan di negeri ini dengan Eropa membuatnya terkejut.
Nouri yang terbiasa memainkan sepak bola indah dan terstruktur dihadapkan pada situasi keras serta kacaunya kompetisi di Indonesia. Alhasil, ia hanya mampu tampil 13 kali di liga pada musim perdananya.
Kondisi tersebut tentu tidak ideal baginya. Ia yang sebelumnya menjadi bintang di atas lapangan, malah terseok.
Beruntungnya, Nouri memiliki rekan setim yang suportif sehingga ia tidak terlalu lama terpuruk. Nasihat penting dari kitman Bali United, I Wayan Suarjana atau yang akrab disapa Ruet mengubah segalanya.
“Waktu awal dia (Nouri) datang, saya sempat kasih dia nasihat untuk mengubah gaya mainnya. Saya bilang,’kamu punya kualitas, pernah main di liga Eropa, dan main lawan Arsenal. Kalau kamu main stylish seperti di Eropa di sini (Liga 1) yang lebih banyak lari dan mengutamakan fisik, sering benturan, kamu tidak bisa dan akan kesulitan, perlu waktu lama untuk adaptasi. Kamu harus ubah gaya main kamu dan lebih kerja keras’,” ungkap Ruet.
Siapa sangka, nasihat dari seorang kitman, sosok yang biasanya dianggap sebelah mata itu nyatanya mampu melecut semangat Nouri. Ia pun bertransformasi dan perlahan mulai menunjukkan magisnya di lini tengah Bali United.
Liga 1 2019 menjadi titik kebangkitannya bersama Serdadu Tridatu. Dengan semangat baru dan optimisme, ia mampu mulai menjawab ekspektasi terhadap dirinya. Total 27 penampilan dan satu assist menjadi jawabannya.
Satu gelar juara Liga 1 2019 pun dipersembahkannya untuk publik Stadion Kapten I Wayan Dipta. Satu prestasi penting sekaligus awal kisah kesuksesannya di Pulau Dewata.
Perlahan, performanya kian meroket hingga mampu menjadi sosok sentral dan tidak tergantikan untuk Bali United. Tengok saja bagaimana pentingnya kehadiran pemilik nomor punggung 6 itu di musim lalu.
Tampil tanpa celah di lini tengah selama 30 laga di Liga 1 2021/2022, satu gol dan tiga assist dicatatkannya. Nouri menjadi metronom bagi skuad Bali United hingga mampu kembali merengkuh gelar juara Liga 1 untuk kedua kalinya beruntun.
Pemain kelahiran Urmia ini telah menyatu dan menjadi roh dalam permainan Bali United dari musim ke musim.
Kini, sang metronom siap membawa Bali United mempertahankan gelar juara di Liga 1 2022/2023. Musim ini, Nouri sudah tampil dalam sembilan laga beruntun.
Pertandingan pekan kesembilan Liga 1 menghadapi Dewa United (10/9) pun menjadi laga spesial baginya. Bukan hanya karena Bali United berhasil meraih kemenangan telak 6-0 atas lawannya, tetapi lebih dari itu.
Laga tersebut menjadi penanda 100 penampilannya bersama Bali United di seluruh kompetisi. Sebuah catatan spesial dalam karier profesionalnya.
Siapa yang menyangka bahwa dirinya yang sempat mengalami kesulitan untuk menjawab ekspektasi di awal kariernya mampu terbang tinggi. Bahkan menjelma menjadi sosok penting di balik kesuksesan Bali United.
Cinta dan dedikasi Nouri akan sepak bola menjadi hal yang membuat dirinya mampu bangkit dari keterpurukan dan bertahan.
“Saya merasa tidak pernah merasa lelah dalam hal sepak bola. Saya tidak pernah merasa apapun kecuali cinta karena ketika pertama kali saya menyentuh bola, saya merasa kenyamanan. Mungkin sama halnya seperti sebagian orang yang senang melukis, menari atau bernyanyi,” ujar Nouri.
Berbagai aksi, jatuh, dan bangun tentu mengiringi perjalanan Nouri dalam melukiskan memori indah bersama Bali United dalam 100 laga. Namun, salah satu yang tidak lekang dalam ingatan tentu terjadi pada musim lalu.
Pada laga pekan ke-30 Liga 1 2021/2022, tepatnya saat Bali United melawan Arema FC (15/3). Nouri keluar sebagai penyelamat bagi Serdadu Tridatu berkat golnya menjelang akhir waktu.
Maju sebagai eksekutor penalti pada menit 90+1 dan skor sama kuat 1-1, Nouri berhasil membawa Bali United menang dengan keunggulan 2-1. Ia yang bersukacita lantas melakukan selebrasi mengacungkan telunjuk ke bibir.
Seketika momen tersebut menjadi ramai diperbincangkan dan bahkan dijuluki sebagai “emoticon Nouri”.
Sekali lagi, cinta dan dedikasi membuatnya mampu melakukan itu semua. Dalam dan dekatnya hubungan emosionalnya dengan sepak bola menjadi alasan Nouri mencapai hal-hal hebat lewat dunia kulit bulat.
“Apapun profesimu, ketika dilakukan dengan cinta, maka kamu akan merasa telah melakukan hal yang benar dalam hidupmu. Ketika hal itu sudah dirasakan, kamu tidak akan merasa seperti sedang bekerja. Yang kamu rasakan hanya tentang kamu dan hal yang kamu cintai. Itu yang saya rasakan ketika bermain sepak bola,” imbuhnya.
Dari perjalanan Nouri ini, kita semua mendapat teladan akan pentingnya melakukan semua hal dalam hidup ini dengan sepenuh hati. Sebab, apapun yang dilakukan dari hati, akan menghasilkan yang terbaik, walaupun sulit.
Seperti kutipan terkenal, “Do what you love and love what you do.”