TRENGGALEK, JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Mochamad Nur Arifin memrioritaskan bantuan pemerintah kepada para lanjut usia di daerah yang dipimpinnya itu.
“Sebagai kepala daerah, saya merasa punya tanggung jawab memastikan keberlangsungan hidup mereka,” katanya saat melakukan Makaryo Ning Deso Hebat (Mening Deh) di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Rabu (17/5/2023).
Mas Bupati, sapaan kepala daerah, pada kegiatan itu justru mencari ibu-ibu berjarit yang hadir dalam kegiatan itu.
Wanita yang mengenakan bawahan lilitan kain jarik dalam keseharian sudah sangat jarang dan biasanya dikenakan oleh orang lansia.
Benar saja hanya sekitar 5 wanita lansia yang kedapatan mengenakan mengenakan bawahan jarik dalam kegiatan itu.
Bupati mempunyai alasan tersendiri mencari perempuan berjarit, yakni ingin tahu di usia senja para lansia ini apakah sudah terjamin kehidupannya.
Apalagi setelah ditanya rata-rata mereka adalah janda yang ditinggal mati suaminya.
Untuk itulah, ia punya tanggung jawab memastikan keberlangsungan hidup mereka.
Selain memberikan santunan, Bupati Trenggalek juga meminta jajaran untuk mengecek mereka apakah sudah mendapatkan program pemerintah. Bila belum mas Bupati juga meminta untuk didata, sehingga dapat diajukan untuk program program pemerintah.
Seperti halnya Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kadang di usia lanjut orang mulai sakit sakitan, sehingga harus ada jaminan untuk mendapatkan pengobatan gratis di layanan kesehatan.
Banyak candaan disampaikan mas bupati kepada para lansia itu, termasuk minta doa untuk kebaikan Kabupaten Trenggalek.
Menyinggung kemiskinan ekstrem, Bupati Arifin mengajak jajarannya di pemerintahan hingga tingkatan paling bawah (desa) bisa mengajak dan menggandeng Unit Pengumpul Zakat (UPZ) untuk berbuat kebaikan bagi sesama. Sehingga mereka yang berada di kemiskinan ekstrem bisa keluar dari belenggu kemiskinan.
“Untuk mengentaskam kemiskinan ekstrem desa kita ajak menggandeng Unit Pengumpul Zakat. Yang senang dengan NU bisa ke NU, terus yang suka Muhammadiyah ke Muhammadiyah. Terserah mau organisasinya apa, paling tidak bisa memberikan sembako atau bahan pangan untuk masyarakat miskin di wilayahnya,” katanya.
Seperti biasa kegiatan “Mening Deh” ini ditujukan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat diharap bisa memanfaatkan momentum ini dengan baik.
Kemudian juga melihat para petani yang belajar membuat pupuk BIOSAKA mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. (bud/02)