Disertai Luncuran Awan Panas, Gunung Semeru Meletus di Penghujung Tahun 2023

Tangkapan layar CCTV saat Gunung Semeru meletus disertai awan panas dengan jarak luncur yang belum diketahui karena tertutup kabut pada Ahad (31/12/2023) pukul 14:07 WIB. FOTO: dok.Ant

LUMAJANG-JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Di penghujung akhir tahun 2023 pada Ahad (31/12/2023), Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur telah meletus dua kali dalam satu hari.

“Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur yang belum diketahui karena sebagian Gunung Semeru tertutup awan,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Ahad (31/12).

Kemenkumham Bali

Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang, erupsi pertama terjadi pada pukul 01:30 WIB dan letusan kedua terjadi pada pukul 14:07 WIB.

Laporan menyebutkan pada erupsi pertama pukul 01:30 WIB, tinggi kolom erupsi teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter dpl) dan kolom abu teramati berwarna abu-abu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.

BACA JUGA  DKI Kirim Bantuan Berikut Personel Bantu Tangani Dampak Gempa Cianjur

Kemudian, letusan kedua terjadi pada pukul 14:07 WIB dengan tinggi kolom letusan dan sebaran abu vulkanik sama dengan letusan pertama.

Letusan tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 224 detik.

Pada letusan kedua, letusan disertai awan panas dengan jarak luncur yang belum diketahui karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini sebagian tertutup awan atau kabut.

Berdasarkan pantauan gempa pada Ahad (31/12) pukul 12.00-18.00 WIB, tercatat Gunung Semeru mengalami 19 kali gempa erupsi dengan amplitudo 14-22 mm, satu kali gempa awan panas erupsi, dua kali gempa guguran, dua kali gempa embusan, dan dua kali gempa tektonik jauh. .

BACA JUGA  Pemkab Pasuruan Kenalkan Alpukat Purwodadi di GEMA KATING

Status Gunung Semeru masih level III atau waspada sehingga masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat letusan).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepian sungai (batas sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena hamparan awan panas dan aliran lahar hingga jarak tertentu. berjarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rentan terhadap bahaya lemparan batu (pijar).

Petugas juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya hujan awan panas (APG), aliran lahar, dan lahar di sepanjang sungai/lembah yang naik ke puncak Gunung Semeru, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (02/Ant)

BACA JUGA  Hingga Ahad Malam, 20 Kali Gempa Guguran Landa Gunung Semeru