Sudut Pandang.id-Tingkat kepedulian masyarakat dunia terhadap bahaya polusi Karbondioksida (CO2) cukup tinggi, terkait ini Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) berupaya mengurangi gas buang CO2 pada penerbangan nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, saat membuka kegiatan 1st Project Management Board Meeting bekerjasama dengan EU – SEA CCCA Carbon Offsetting and Reduction Scheme For Internasional Aviation (CORSIA) yang berlasung di Discovery Kartika Plaza Hotel Bali, Selasa (17/12/2019).
Polana menjelaskan, pihaknya memiliki andil yang besar dalam upaya mengurangi emisi gas buang dari pesawat terbang. Upaya tersebut dilakukan bertujuan untuk ikut menjaga lingkungan sejalan dengan program Internasional Civil Aviation Organization (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan juga sesuai dengan Rencana Aksi Nasional – Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
“Sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia, Ditjen Hubud mendukung program ICAO dalam menurunkan emisi gas buang pada penerbangan nasional,” kata Polana .
Pertemuan tersebut turut diikuti FPI Regional Team Asia Pacific, Maria Chiara Femiano, EU Directorate General for Mobility and Transport, Pihilippe Lenne, EU Directorate General for Climate Action, Fanny Mertz, EASA Technical Cooperation Regional Manager, Santiago Haya – Leiva, Techinical Cooperation Operations Manager, Cristian Conti, EASA Enviroment Expert, Monica Bonfanti, Representativies of State Authorities form South – East Asia Region serta pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Menurut Polana, project EU-South East Asia Cooperation on Mitigating Climate Change impact from Civil Aviation (EU-SEA CCCA CORSIA) telah diinisiasi sejak Agustus 2019 untuk hingga 28 Agustus 2022. Project ini ditujukan untuk mendukung negara ASEAN dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dari aktivitas penerbangan sipil.
Dukungan EU-SEA CCCA CORSIA
“Dukungan dari EU-SEA CCCA CORSIA pada Kawasan ASEAN adalah mengimplementasi pelaksanaan CORCIA, mengembangkan dan implementasi State Action Plan (SAP) untuk menurunkan emisi karbon di sektor penerbangan sipil, pengembangan sistem IT yang mendukung kegiatan CORSIA dan SAP,” paparnya.
SAP yang dihasilkan, jelasnya, merupakan rencana-rencana aksi untuk penurunan emisi karbon di sektor penerbangan sipil dan sebagai komitmen negara secara volunteer untuk mengimplementasikan dan memonitor setiap 3 tahun cycle.
“Dengan adanya kegiatan pertemuan ini, akan meningkatkan kerjasama politik, ekonomi dan lingkungan antara Uni Eropa dan negara-negara di Asia Tenggara dalam dalam area perlindungan lingkungan untuk penerbangan sipil dan perubahan iklim” tambah Polana.
Saat ini, lanjutnya, untuk mendukung pelaksanaan CORCIA , pihaknya telah membentuk tim yang terdiri dari unit kerja terkait di lingkungan Ditjen Hubud sebagai pendukung keberhasilan implemtasi Skema CORCIA.
“Di antaranya dengan penggunaan rute penerbangan berbasis satelit, penggunaan pesawat terbang berusia muda yang lebih efisien bahan bakar, penggunaan media elektronik seperti EFB untuk mengurangi penggunaan kertas di atas pesawat terbang, dan mendorong inisiasi penggunaan kelapa sawit sebagai bahan bakar pesawat alternatif,” pungkasnya.(bmg)