JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Meta mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menutup Facebook dan Instagram di Eropa jika tidak dapat terus mentransfer data pengguna kembali ke AS. Raksasa media sosial itu mengeluarkan peringatan itu dalam laporan tahunannya pada Kamis lalu.
Perlu diketahui, regulator di Eropa saat ini sedang menyusun undang-undang baru yang akan menentukan bagaimana data pengguna warga negara UE ditransfer melintasi Atlantik.
“Jika kerangka transfer data trans atlantik baru tidak diadopsi dan kami tidak dapat terus mengandalkan SCC (standar klausul kontrak) atau mengandalkan cara alternatif lain untuk transfer data dari Eropa ke Amerika Serikat, kami kemungkinan tidak akan dapat untuk menawarkan sejumlah produk dan layanan kami yang paling signifikan, termasuk Facebook dan Instagram di Eropa,” kata pihak Facebook dikutip dari CNBC, Rabu (9/2/2022).
Perusahaan menambahkan bahwa ini akan berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, dan operasional pihaknya. Di sisi lain, anggota parlemen Eropa Axel Voss melalui Twitternya mengatakan Meta tidak bisa begitu saja mengancam Uni Eropa (UE) untuk melepaskan standar perlindungan data.
“Meninggalkan UE akan menjadi kerugian untuk mereka,” tulis Axel Voss.
Menariknya, terjadi silang pendapat antara pernyataan Facebook dengan juru bicara Meta. Seorang juru bicara Meta mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaan tidak memiliki keinginan dan tidak ada rencana untuk menarik diri dari Eropa.
“Tetapi kenyataan sederhananya adalah bahwa Meta, dan banyak bisnis, organisasi, dan layanan lainnya, mengandalkan transfer data antara UE dan AS untuk mengoperasikan layanan global,” kata mereka.(red)