Tri Indroyono

Gunung Semeru Meletus, Lontarkan Abu Vulkanik 900 Meter

Gunung Semeru
Kondisi Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang, Jawa Timur, saat meletus dan melontarkan abuk vulkanik setinggi 900 meter di atas puncak gunung itu pada Sabtu (29/6/2024) pukul 08.01 WIB. FOTO: Ant/HO-PVMBG.

LUMAJANG-JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Gunung Semeru di Jawa Timur pada Sabtu (29/6/2024) meletus lagi dan melontarkan abu vulkanik setinggi 900 meter di atas puncak gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang, Jawa Timur itu.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian dalam taklimat media yang diterima di Lumajang, Sabtu (29/6) menjelaskan bahwa letusan itu terjadi pada pukul 08.01 WIB.

Kemenkumham Bali

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 115 detik,” katanya.

Berdasarkan catatan petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu sudah meletus sebanyak tujuh kali pada 29 Juni 2024 sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.

Letusan pertama terjadi pukul 00.38 WIB, kemudian disusul erupsi kedua pukul 00.57 WIB, selanjutnya pukul 05.23 WIB, 05.28 WIB, dan 05.44 WIB.

BACA JUGA  Gempa Guncang Jakarta, Pegawai Kantoran Selamatkan Diri

Visual letusan kelima erupsi tersebut tidak teramati karena tertutup kabut dan saat laporan dibuat terpantau letusan masih berlangsung.

Kemudian kembali terjadi letusan di Gunung Semeru pada pukul 07.19 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya.

Letusan itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm, dan durasi 121 detik.

Tidak selang lama terjadi letusan pukul 08.01 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 900 m di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat.

Letusan itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 115 detik.

BACA JUGA  Kababinminvetcad Serahkan Keputusan dan Tunjangan Veteran di Wilayah Kodam XII/Tpr

Sebelumnya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan awan panas dan guguran lava pijar masih terjadi di Gunung Semeru, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” katanya.

Karena itu pihaknya memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, katanya, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

BACA JUGA  Sekitar 5.000 Orang Kunjungi Margasatwa Ragunan

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan, kata Muhammad Wafid. (Ant/02)