Tri Indroyono

Hingga Ahad Malam, 20 Kali Gempa Guguran Landa Gunung Semeru

Semeru
Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang pada Minggu (14/7/2024) malam. FOTO: Ant

LUMAJANG-JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Sekurangnya 20 kali gempa guguran, pada kurun waktu Ahad (14/7/2024) siang hingga malam, yakni pukul 12.00-18.00 WIB terjadi di Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam laporan melalui keterangan tertulis yang diterima di Lumajang menjelaskan selain gempa guguran, Gunung Semeru juga mengalami sebanyak 28 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 59-113 detik.

Kemenkumham Bali

“Pada pengamatan kegempaan Gunung Semeru tercatat 20 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-10 mm dan lama gempa 40-85 detik,” katanya.

Ia menjelaskan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga terekam mengalami tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 7-8 mm dan lama gempa 36-58 detik.

BACA JUGA  Kekerasan di Tepi Barat, Wilayah Pendudukan Israel, Dikecam Komisioner HAM PBB

“Pada pengamatan visual terlihat Gunung Semeru jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah hingga sedang ke arah barat,” katanya.

Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

BACA JUGA  Tinggi Kolom Capai 1.000 Meter, Gunung Semeru Meletus

Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan, demikian Yadi Yuliandi. (Ant/02)