SUDUTPANDANG.ID – Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch, Jumat (26/9/2025), menghasilkan kesepakatan bersejarah. Pemerintah Belanda menyatakan komitmennya untuk mengembalikan 30 ribu fosil dan artefak Jawa ke Indonesia.
Siaran pers Sekretariat Kabinet, Sabtu (27/9) menyebutkan, selain membahas pengembalian benda bersejarah, Presiden Prabowo bersama Raja Willem dan Ratu Máxima juga menyinggung penguatan hubungan bilateral di berbagai sektor strategis. Diskusi tersebut menegaskan upaya kedua negara untuk memperluas ruang kerja sama yang saling menguntungkan.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menuturkan bahwa pertemuan itu bukan hanya pertemuan seremonial, melainkan simbol kepercayaan dan persahabatan yang terus terjalin antara Indonesia dan Belanda.
“Pertemuan ini mencerminkan komitmen bersama Indonesia dan Belanda untuk mempererat hubungan sekaligus memperluas peluang kerja sama ke depan,” ujarnya.
Pengembalian ribuan artefak Jawa dianggap memiliki makna penting, bukan hanya dari sisi diplomasi, tetapi juga sebagai langkah konkret pemulihan identitas dan warisan budaya Indonesia. Benda-benda itu selama ini menjadi bagian dari koleksi Belanda sejak masa kolonial.
Pertemuan dengan Raja Willem dan Ratu Máxima sekaligus menutup rangkaian kunjungan kerja Presiden Prabowo di Belanda. Kepala Negara kemudian bertolak dari Amsterdam melalui Bandar Udara Internasional Schiphol.
Dalam pelepasan keberangkatan Presiden, hadir sejumlah pejabat penting, antara lain Director of the Protocol and Host Country Department of the Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands, Gabriella Sancisi, Aide-de-Camp to His Majesty the King, dan Letnan Kolonel Tienka Campenhout,
Kemudian Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, dan Atase Pertahanan KBRI Den Haag, Kolonel Laut (P) Rikrik Permadi Sobana.
Kunjungan ini menandai fase baru hubungan Indonesia – Belanda yang diwarnai penghormatan terhadap sejarah, sekaligus membuka ruang kerja sama lebih luas di masa depan.(PR/01)