Kadin: Kerja Sama dengan Palestina Perlu Diperluas 

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid. (Foto:Dok. Kadin)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menilai kerja sama dagang Indonesia dan Palestina perlu diperluas dan diperkuat agar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Menurut Arsjad, hubungan dagang kedua negara dapat ditingkatkan melalui komunikasi yang intens bersama Federation of Palestinian Chambers of Commerce, Industry and Agriculture (PCCIA) dengan fokus pada di bidang teknologi digital, UMKM, pertanian, industri marmer, industri pariwisata rohani dan pengembangan SDM.

Kemenkumham Bali

“Dukungan yang konsisten dari pemerintah Indonesia terhadap Palestina sejak negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaan, perlu diperluas dengan kerja sama dagang yang sifatnya nonblok, inklusif, dan berkelanjutan. Keberpihakan pada nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan merupakan landasan yang kokoh dalam mengimplementasikan kerja sama dagang tersebut,” ujar Arsjad dalam keterangan di Jakarta, Rabu (25/10).

Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Palestina Mohamad I M Shtayyeh di Jakarta, Selasa (25/10), Arsjad juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi upaya Palestina untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah komplikasi masalah yang sedang dihadapi.

Selain tantangan geopolitik yang belum berakhir, menurutnya pengakuan dunia internasional yang berdampak pada hubungan bilateral, pandemi juga turut mempengaruhi aktivitas ekonomi negara tersebut.

Pada 2021 lalu, Palestina mencatat nilai perdagangan sebesar 1,5 juta dolar AS atau menurun dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta dolar AS karena komplikasi masalah tersebut.

Kendati demikian, Arsjad mengatakan prospek kerjasama bilateral antara Indonesia-Palestina dapat ditingkatkan karena rata-rata lima komoditas besar, antara lain bahan bakar mineral, komoditas pertanian, komoditas makan industri, dan pakan ternak siap saji yang dibutuhkan Palestina saat ini harusnya dapat diserap oleh Indonesia.

Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, juga berkembang ke produk lainnya.

“Kadin akan terus mendorong hubungan yang kuat dan mendukung rakyat Palestina melalui keterlibatan ekonomi yang sifatnya non blok, inklusif, dan berkelanjutan. Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut,” ujar Arsjad.

Arsjad menilai, selain produk pertanian, prospek lain yang dapat dikembangkan dari kerja sama bilateral tersebut adalah ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Kadin Indonesia terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Ramallah. Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3.000 orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.(01/ant)

Tinggalkan Balasan