KEDIRI, SUDUTPANDANG.ID – Media sosial sempat dihebohkan dengan kabar seorang oknum petugas Lapas Kelas IIA Kediri bernama Wahyudiono diduga meminta uang atau Pungli Rp77 juta dari seorang ibu bernama Suripah demi meringankan hukuman seumur hidup anaknya, Nurul Huda, yang kini menjalani masa tahanan di Nusakambangan.
Namun, kabar tersebut langsung dibantah oleh pihak Lapas Kediri. Kepala Lapas (Kalapas) Solichin, menegaskan bahwa informasi itu tidak benar dan hanya kesalahpahaman yang berawal dari masalah hutang piutang keluarga.
Dari hasil pemeriksaan internal, terungkap bahwa persoalan ini bermula dari hubungan hutang-piutang antara Wahyudiono dan Karsono, yang merupakan keponakan Suripah.
Karsono mengaku berhutang Rp25 juta kepada Wahyudiono. Untuk membayar hutang itu, ia meminjam uang dari Suripah.
Setelah pelunasan, justru Wahyudiono balik meminjam uang kepada Karsono sebesar Rp50 juta dengan jaminan mobil Avanza tahun 2011.
Agar mendapat pinjaman tambahan dari Suripah, Karsono berdalih bisa membantu mengurus keringanan hukuman anaknya di penjara.
Dengan alasan tersebut, Suripah akhirnya memberikan uang total Rp77 juta kepada Karsono secara bertahap.
Kalapas menegaskan, tidak ada praktik pungutan liar (pungli) di dalam kasus ini. Bahkan, sisa Rp2 juta yang sempat disebut akan diberikan kepada petugas Balai Pemasyarakatan (Bapas) juga ditolak karena hal tersebut sudah merupakan tugas resmi petugas.
“Dari pemeriksaan, jelas bahwa ini murni persoalan hutang piutang antara Karsono dan Wahyudiono. Tidak ada pungli di lingkungan Lapas,” tegas Solichin.
Kabar menjadi viral setelah Suripah mengaku sempat didatangi tiga pria bertubuh besar, sehingga ia merasa tertekan. Namun, pada akhirnya, hutang Karsono kepada Suripah sudah dikembalikan.
Meski demikian, harapan Suripah untuk meringankan hukuman anaknya tidak terwujud karena ulah keponakannya sendiri.
Kalapas Solichin menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga integritas lembaga pemasyarakatan. Ia menolak tegas segala bentuk praktik di luar aturan yang mencoreng nama baik Lapas.
“Saya tidak segan-segan memeriksa dan menindak jika ada petugas yang berbuat nakal. Lapas Kediri berkomitmen memberantas praktik menyimpang,” tegasnya.(CN/04)