Komisi II DPR RI Puji Komitmen Jenderal Dudung Jaga Netralitas TNI di Pemilu 2024

Pemilu
KSAD Jendral Dudung Abdurachman (foto: istimewa)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Dalam gelaran Pemilu, Aparatur Sipil Negara alias ASN, TNI dan Polri dilarang berpihak. Mereka harus bersikap netral sebagaimana diatur dalam Undang-undang atau UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 dan UU Pemilihan Nomor 10 Tahun 2016.

Kepala Staff TNI AD (Angkatan Darat) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang berkomitmen dan terus berupaya menjaga netralitas TNI pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.

Kemenkumham Bali

Atas hal itu Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus memberikan apresiasi kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) atas komitmennya terhadap pemilu nanti.

“Netralitas TNI jg sudah diatur oleh Undang-Undang. Jadi jelas mendukung TNI netral,” ujar Guspardi dalam keterangan pers yang diterima Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Selasa (22/8/2023)

BACA JUGA  BPJS Kesehatan Dukung Skrining Riwayat Kesehatan Petugas Pemilu 2024

Menurutnya, dengan adanya upaya dan komitmen Jenderal Dudung tersebut akan membuat TNI semakin dicintai rakyat. TNI AD dibawah kepemimpinan Jenderal Dudung dinilai semakin menunjukkan amanah dan jati dirinya untuk tetap di hati dan tetap dicintai Rakyat.

Dudung dianggap sosok pemimpin yang menjalankan perintah Undang-Undang dalam menjaga keamanan pesta demokrasi lima tahunan.

“TNI tidak boleh masuk partai dan TNI tidak boleh mendukung. TNI adalah pengayom dan slogan-slogan TNI harus menjadi perhatian dari karakter TNI itu sendiri,” katanya.

Pemilu
KSAD Jendral Dudung Abdurachman (foto: istimewa)

Lebih lanjut, Guspardi juga menambahkan bahwa ketegasan Jenderal Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI harus didukung semua kalangan. Sebab, purnawirawan dianggap tidak berhak lagi menggunakan atribut-atribut TNI, apalagi dipergunakan untuk kepentingan politik praktis.

BACA JUGA  Cek Syarat dan Rute! Program Mudik Gratis Naik Kapal PT Pelni

“Apa yang disampaikan pak Dudung itu benar adanya bahwa purnawirawan itu bukan TNI lagi. Dia mantan, dia bukan pejabat lagi. Purnawirawan bisa ikut politik praktis. Dia tidak netral lagi. Bisa saja masuk ke salah satu parpol. Itu yang membedakan dia dengan TNI aktif. Artinya dia sudah sama dengan masyarakat sipil. Jadi tidak ada bedanya masyarakat sipil dan purnawirawan,”ujarnya.

Tak sampai di situ, Dudung dianggap sebagai sosok pemimpin tegas dan berintegritas.

Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini menilai Jenderal Dudung sebagai sosok Jenderal Soedirman masa kini. Baik ketegasannya, kesederhanaannya, kedekatannya dengan anak buah dan kepeduliannya kepada masyarakat.

“Jenderal Soedirman itu kesederhanaannya, keteladanannya kepiawaiannya dia menjadi sosok teladan TNI. Makanya hampir seluruh jalan di kota-kota itu patung Jenderal Soedirman letaknya strategis. Ini dimaksudkan supaya bisa mengenang beliau. Kesantunan, kesederhanaan, kemampuan bergaul dengan bawahannya. Makanya dia menjadi sosok yang perlu diteladani,” papar Guspardi.(PR/04)