MER-C Puji Australia yang Tak Akui Lagi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (Foto:Dok.ABC News)

“Kami berharap langkah yang diambil Australia bisa menjadi contoh bagi Amerika dan negara-negara lain di dunia yang sudah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr. Sarbini Abdul Murad, memuji keputusan pemerintah Australia yang membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang dikeluarkan pemerintah sebelumnya.

Kemenkumham Bali

Pemerintah Australia di bawah Pimpinan Anthony Albanese, melalui Menteri Luar Negerinya juga secara tegas telah menyatakan tidak akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa (18/10) malam, Sarbini sangat mengapresiasi keputusan negeri Kanguru yang proporsional dalam menyikapi konflik Palestina – Israel. Ia memandang langkah tersebut sebagai hal yang positif untuk mendorong proses perdamaian kedua belah pihak.

“Kami berharap langkah yang diambil Australia bisa menjadi contoh bagi Amerika dan negara-negara lain di dunia yang sudah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, bahkan memindahkan kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal ini, menurut kami, justru merusak upaya damai kedua negara,” katanya.

Sarbini juga meminta Inggris bisa belajar dari Australia. Inggris agar berpikir ulang dan membatalkan keputusannya yang malah akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Janganlah negara-negara yang besar dan bermartabat malah mengeluarkan kebijakan yang akan mengganggu proses pembicaraan damai antara dua negara. Biarlah Yerusalem menjadi kota internasional, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, seperti yang sudah disepakati masyarakat internasional,” ujar dokter yang berpengalaman di berbagai wilayah perang dan konflik ini.

Dirinya juga menyerukan dan mengingatkan negara-negara di dunia yang cinta perdamaian, menjunjung hak asasi manusia dan menentang penjajahan untuk membuktikan kekonsistenan mereka dalam mendukung upaya perdamaian Palestina – Israel.

“Kita harus terus mendorong kesepakatan solusi yang adil serta terhormat bagi konflik kedua negara tersebut,” tegasnya.(01/PR)

Tinggalkan Balasan