BANDA ACEH, SUDUTPANDANG.ID – Menjadi “mualaf” setelah mengucapkan dua kalimat syahadat untuk kedua kalinya di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Provinsi Aceh, empat warga negara Perancis (wisatawan) resmi memeluk Islam.
Kepala Bidang Kemakmuran Masjid Raya Baiturrahman, Teungku Iskandar HS, di Banda Aceh, Jumat (27/10/2023) menjelaskan saat ini mereka mengikuti proses untuk pengurusan sertifikat sebagai mualaf.
“Keempat warga negara ‘Kota Mode’ itu, masuk Islam atas kesadarannya sendiri tanpa paksaan,” katanya.
Ia mengatakan keempat warga negara Prancis tersebut sudah lama tinggal di Aceh, semuanya memiliki keluarga dan juga berteman.
Setelah resmi menjadi Muslim, nama keempat mualaf asal luar negeri pun berganti nama menjadi Islam.
Untuk David Lobre (49) berganti nama menjadi Daud Akbar, Estelle Bennedicte Fonte (42) menjadi Balqis Lobre, Lilou Lobre (10) berganti nama menjadi Farah Lobre, sedangkan Menaut (54) diganti menjadi Mahmud Ahmad.
“Mereka akan punya nama yang lebih cocok, dan secara administratif sedang dalam proses,” katanya.
Empat wisatawan tersebut sebelum tsunami berkunjung ke Aceh untuk berselancar, dan sebelumnya disyahadatkan pada Selasa (24/10) oleh Pengelola Pariwisata Aceh Besar Pantai T Ayatullah Bani Baet di Pantai Mon Ikeun.
“Sudah tersertifikasi di Desa Mon Ikeun, kemudian kami bawa ke Masjid Raya Baiturrahman untuk disertifikasi dan disertifikasi kembali,” kata Teungku Iskandar.
Sementara itu pengelola Pantai Wisata Aceh Besar, Bani Baet mengatakan wisatawan asal Prancis sudah kembali ke Aceh sejak tahun 1996 hingga berselancar di kawasan Pantai Babah Kuala. Proses mengenal Islam juga terjadi selama perjalanan mereka.
“Mereka melihat kawasan wisata kami Babah Kuala, kawasan syariah, lalu berbaur dengan masyarakat hingga akhirnya tertarik dengan budaya kami. Akhirnya mereka mau masuk Islam,” katanya.
Ia mengatakan ini bukan pertama kalinya turis asing masuk Islam di Desa Mon Ikeun, ada puluhan orang karena tertarik dengan wisata syariah di Aceh. Propinsi.
“Kawasan wisata kita damai, masyarakatnya ramah, sehingga banyak wisatawan yang kemudian menjadi mualaf,” kata Bani Baet. (02/Ant)