PM Belanda Mark Rutte Meminta Maaf Terkait Kekejaman Perbudakan di Masa Lalu

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf atas “perbudakan masa lalu” oleh Belanda, yang menurutnya terus memiliki “dampak negatif”.

Menurut Rutte adalah bagian dari pengakuan pemerintah Belanda yang lebih luas atas masa lalu kolonial negara itu, dan tanggapan resmi atas laporan berjudul “Rantai Masa Lalu” oleh Grup Dialog Sejarah Perbudakan, yang diterbitkan pada Juli 202, seperti dikutip CNN, Selasa (20/12).

Kemenkumham Bali

“Selama berabad-abad di bawah otoritas negara Belanda, martabat manusia dilanggar dengan cara yang paling mengerikan,” kata Rutte saat berpidato di Arsip Nasional negara itu di Den Haag.

“Dan pemerintah Belanda berturut-turut setelah tahun 1863 gagal untuk melihat dan mengakui secara memadai bahwa perbudakan kita di masa lalu terus memiliki efek negatif dan masih demikian. Untuk itu saya menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Belanda,” kata perdana menteri Belanda itu.

BACA JUGA  Rakyat Argentina Sambut Messi Dkk Bawa Trofi Piala Dunia 2022

Rutte juga berbicara singkat dalam bahasa Inggris pada hari tersebut dengan
mengatakan: “Hari ini, saya minta maaf.”

“Selama berabad-abad, negara Belanda dan perwakilannya memfasilitasi, merangsang, memelihara, dan mengambil keuntungan dari perbudakan. Selama berabad-abad, atas nama Negara Belanda, manusia dijadikan komoditas, dieksploitasi, dan dilecehkan,” kata Rutte.

Dia mengatakan bahwa perbudakan harus dikutuk sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Rutte mengakui bahwa dia telah mengalami “perubahan pemikiran” pribadi dan mengatakan bahwa dia salah mengira bahwa peran Belanda dalam perbudakan adalah “sesuatu dari masa lalu”.

“Memang benar bahwa tidak ada seorang pun yang hidup sekarang yang secara pribadi disalahkan atas perbudakan. Tetapi juga benar bahwa Negara Belanda, dalam semua manifestasinya sepanjang sejarah, memikul tanggung jawab atas penderitaan mengerikan yang diderita para budak dan keturunan mereka,” katanya.

BACA JUGA  WHO Dihalangi Israel Evakuasi Anak Dari RS Indonesia-RS Lain di Gaza

Pada awal tahun 2020, pemerintah Belanda mengembalikan mahkota upacara yang dicuri kepada pemerintah Ethiopia.

Negara ini mendapat banyak keuntungan dari perdagangan budak pada abad ke-17 dan ke-18; salah satu peran Dutch West India Co. adalah mengangkut budak dari Afrika ke Amerika. Belanda tidak melarang perbudakan di wilayahnya sampai tahun 1863, meskipun itu ilegal di Belanda.

Pedagang Belanda diperkirakan telah mengirim lebih dari setengah juta orang Afrika yang diperbudak ke Amerika, lapor Reuters . Banyak yang pergi ke Brasil dan Karibia, sementara sejumlah besar orang Asia diperbudak di Hindia Belanda, yang merupakan Indonesia modern, tulis agensi tersebut

Namun anak-anak Belanda tidak banyak diajari tentang peran yang dimainkan Belanda dalam perdagangan budak, tambah Reuters.(04)

Tinggalkan Balasan