Puluhan Preman Bawa Sajam Datangi Mess Papua di Tanah Abang

Warga Papua yang menempati Mess Cendrawasih I melakukan aksinya dengan membawa poster-poster atau spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Pembongkaran bangunan peninggalan Presiden RI pertama Ir Soekarno (Bung Karno) di Mess Cendrawasih I milik Pemprov Papua di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berujung kisruh, Jumat, (30/12).

Puluhan preman datang mengawal beko dilengkapi senjata tajam (sajam). Hal ini pun membuat warga DKI Jakarta bersuku Papua geram. Alhasil bentrokan pun tak terhindarkan.

Kemenkumham Bali

Ketua Ikatan Keluarga Cendrawasih (IKC) Zakeus Sabarofek mengatakan, sedari awal warga penghuni mess telah bersiaga. Informasi yang mereka terima, akan ada sekelompok orang suruhan Pemprov Papua yang datang.

“Pukul 08.30 WIB datang beko dikawal oleh preman. Saya enggak taju preman itu dari mana. Tapi preman tadi, banyak yang ke sini (Mess Cendrawasih I). Mereka kawal beko. Kita ini diteror oleh massa dan mereka juga ada yang bawa sajam,” kata Zakeus

BACA JUGA  Mendikbudristek: Program PMM Jadi Penggerak Perubahan

Zakeus menyebutkan ada sekitar 50 orang yang datang mengawal beko tersebut. Penghuni mess yang geram kemudian melempari puluhan orang itu dengan sesuatu di balik gerbang yang digembok.

“Anak-anak kita baku lempar dengan preman itu. Saya bilang (ke warga cendrawasih 1) jangan keluar, saya saja nunggu di luar,” kata Zakeus

“Saya bilang anak-anak jangan keluar, jangan kamu kepancing emosi, takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” sambungnya.

Suasana pun makin mencekam, ketika para penghuni mess mulai tak bisa dikontrol dan berusaha menyerbu puluhan orang tersebut. Beruntung aparat keamanan datang untuk meredam

“Akhirnya aparat datang. Dari sana saya suruh anak-anak, sebab aparat sudah datang, kita mundur ke dalam saja,” tutur Zakeus.

BACA JUGA  Catat, 5 Januari Pemilik Kios Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) Membentuk Panmus

Suasana di lokasi pun mulai kondusif. Puluhan orang yang hendak mengeksekusi bangunan tersebut meninggalkan lokasi.

“Kalau buka pintu pasti sudah banyak yang terpotong. Saya cuma pesan ke warga bahwa kalau mereka sampai masuk baru hajar,” tegas Zakeus.

Dia sangat menyesalkan upaya yang dilakukan oleh Pemprov Papua tersebut. Seharusnya, mereka bisa datang baik-baik ke warga untuk berkomunikasi memberikan solusi

“Kalau memang mau eksekusi ataupun pengosongan, Pemprov Papua bisa duduk bareng ke kami. Jangan justru menggunakan preman yang menebar ketakutan kami,” terangnya.(04)

Tinggalkan Balasan