PONTIANAK, SUDUTPANDANG.ID – Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta kepada kepala daerah di Provinsi Kalbar untuk dapat mengalokasikan tempat tidur di rumah sakit yang ada di Kabupaten/Kota sebanyak 40 persen untuk pasien Covid-19, terutama yang sudah diatas 50 persen.
“Kalau dibawah 50 persen, dibuatkan perencanaan, dan apabila sudah mencapai 50 persen, langsung ditambah sampai maksimal 40 persen,” pinta Sutarmidji, saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kalbar untuk Kota Pontianak dan Kota Singkawang di Aula Sudirman, Makodam XII/Tpr, Senin (12/7/2021)
Sutarmidji memperkirakan PPKM Darurat akan berlangsung sampai tanggal 20 Juli mendatang, Kota Singkawang bisa keluar dari zona darurat ini. Sementara Kota Pontianak masih belum bisa keluar.
“Kota Pontianak semuanya ada di sini, sehingga keterisian rumah sakit kalau hanya orang Pontianak tidak sampai 50 persen keterisian tempat tidur. Seluruh Kalbar merujuk di sini,” ujarnya.
Saat ini, jelasnya, penanganan Kota Pontianak agar bisa keluar dari zona darurat, pemerintah daerah sedang mempersiapkan 100 bet untuk rumah sakit darurat.
“Yang CT 10-20 tanpa gejala berat atau gejala ringan harus di isolasi di UPELKES Kalbar. Yang jemput harus pakai APD. Kita siapkan APD nya. Mau tidak mau, harus kita bawa, karena CT 10-20 walaupun tanpa gejala, kita kwatirkan akan dapat menjangkiti seisi rumahnya,” ujar mantan Wali Kota Pontianak ini.
“Kemudian untuk CT nya 20-32 juga harus dijemput masuk di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar untuk menekan angka kematian. Makan, minumnya kita siapkan,” sambung Sutarmidji.
Kalau ini dilakukan oleh Pemprov Kalbar, maka pemerintah akan memiliki rasa aman untuk meminta orang agar tidak pergi ke rumah sakit.
Dikatakannya, saat ini Pemprov Kalbar sudah membentuk Satgas Oksigen. Nantinya oksigen yang masuk di Kalbar seluruhnya diperuntukkan untuk rumah sakit tidak boleh untuk industri.
“Tadi Mempawah mau pinjam dari RSUD Soedarso. RSUD Soedarso perlu 300-400 tabung perhari. Ini tak bisa pinjam-pinjamkan,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, ada sebanyak 800 tabung bersama isotank dikirim dari Kota Batam untuk dialokasikan di Gudang Dinas Kesehatan Kalbar, karena Pemprov yang beli.
“Kita siapkan tabung oksigen ini untuk cadangan. Saya minta kepada Bupati dan Wali Kota untuk betul-betul memastikan ketersediaan tabung oksigen di rumah sakit di Kalbar,” ingatnya.
Lalu, orang nomor satu Pemprov Kalbar meminta kepada rumah sakit agar jangan pindahkan pasien Covid-19 yang sudah menggunakan oksigen.
“Karena pasien yang meninggal dunia di RSUD Soedarso ada di dalam Ambulance karena pindah dari rumah sakit lain, ada yang di IGD,” katanya.
“Jangan pindahkan pasien Covid-19, walaupun keluarga minta. Tidak boleh dipindah-pindahkan, tetap saja di situ,” ingatnya.(L4Y)