“Tidak lah, Ade Armando itu siapa?, tokoh juga bukan, dia hanya pengamat dan komentator saja. Gerakan mahasiswa menjadi ternodai dengan insiden ini. Kita tunggu saja hasil penyelidikan kepolisian.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Aksi pengeroyokan terhadap penggiat media sosial Ade Armando saat aksi unjuk rasa di depan gedung DPR pada 11 April 2022, terus ramai menjadi perbincangan. Menanggapi hal itu, praktisi hukum Muara Karta menyesalkan insiden tersebut terjadi.
“Ya tentunya menyesalkan adanya insiden pengeroyokan terhadap Ade Armando saat aksi mahasiswa yang menyuarakan penolakan soal wacana penundaan Pemilu dan masa jabatan Presiden 3 periode. Karena ini sudah ranah pidana, siapun korbannya, tentu pelakunya harus diproses secara hukum oleh pihak kepolisian,” kata Muara Karta, kepada Sudutpandang.id di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Muara Karta menegaskan, hukum harus ditegakkan dengan menindak tegas pelaku. Polisi harus mengungkap motiv di balik pengeroyokan terhadap Dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
“Ini hanya insiden, bisa terjadi kepada siapa saja yang dianggap berseberangan atau bahkan musuh. Kita ketahui bersama bahwa di negeri kita ini masih terbelah. Masih adanya “dendam”, sakit hari pasca Pilpres 2019. Tapi yang jelas siapapun korbannya hukum harus ditegakkan,” sebut advokat senior ini.
Terkait kehadiran Ade Armando dalam aksi 11 April dan kasus pengeroyokannya viral, Muara Karta mengatakan itu hanya insiden. Bukan berarti dia hadir di tengah massa untuk mengalihkan isu atau ada pandangan lain yang menyebut sebagai umpan.
“Tidak lah, Ade Armando itu siapa?, tokoh juga bukan, dia hanya pengamat dan komentator saja. Gerakan mahasiswa menjadi ternodai dengan insiden ini. Kita tunggu saja hasil penyelidikan kepolisian,” kata Ketua Lembaga Hukum Iluni Universitas Indonesia (UI) ini.
“Soal ada ada misi lain dari mahasiswa BEM se-Indonesia, kita tidak mengetahui. Kita juga tidak mau presiden dijatuhkan di tengah jalan. Yang jelas adanya penolakan terhadap wacana penundaan Pemilu dan jabatan Presiden 3 Periode, yang respon terlambat oleh Presiden Jokowi,” pungkasnya.(um)