JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Hukum RI Supratman Andi Atgas dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Hendry Ch Bangun mengaku sangat kehilangan sosok pejuang pers saat mendapat kabar duka berpulangnya mantan Ketua Dewan Pers Atmakusumah Astraatmadja.
“Kita kehilangan tokoh dan pejuang pers, saya turut berduka atas meninggalnya Bapak Atmakusumah,” kata Supratman Andi Atgas kepada wartawan, Kamis (2/1/2025).
Pernyataan serupa disampaikan Ketua Umum PWI Pusat Hendry CH Bangun. Hendry mengenal Atmakusumah sebagai tokoh dan pejuang pers yang sangat lurus dan gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan pers.
Hendry mengenang almarhum ketika mengikuti sebuah diskusi, sebagian peserta mengecam PWI yang dianggap tunduk pada pemerintah.
“Saat itu Pak Atma, kata Hendry malah mengingatkan bahwa PWI sebagai organisasi tidaklah salah. Tapi pengurusnya seperti Harmoko yang membuat PWI tunduk kepada pemerintah,” ungkapnya.
“Kalian membuat penghargaan Tasrif. Tasrif itu siapa? Dia tokoh PWI. Kalian bikin penghargaan SK Trimurti. Dia itu siapa? PWI,” sambung Hendry menirukan Atmakusumah.
Hendry menuturkan, saat itu semua peserta jadi terdiam. “Jadi, salahkan Harmoko, jangan PWI,” lanjutnya menirukan pernyataan almarhum Atmakusumah.
Diketahui Atmakusumah Astraatmadja meninggal dunia pada Kamis (2/1/2025). Ketua Dewan Pers pertama era Reformasi itu menghembuskan napas terakhir pada usia 86 tahun di RSCM Kencana, Jakarta saat menjalani perawatan intensif.
Dari informasi yang beredar, Atmakusumah dirawat di ICU RSCM Kencana lantai 3 karena gagal ginjal.
Berdasarkan informasi, almarhum akan dikebumikan di TPU Kebon Nanas Jakarta Timur pada Jumat (3/1/2025) besok.
Beberapa karangan bunga terus berdatangan sebagai ungkapan belasungkawa. Salah satunya dari Menteri Hukum RI Supratman Andi Atgas.
Sosok Atmakusumah Astraatmadja
Sosok Atmakusumah dikenal sebagai Ketua Dewan Pers pertama di tahun 2000 hingga 2003. Almarhum mengawali munculnya lembaga yang bertugas menjaga kualitas pers di Indonesia setelah UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 disahkan oleh Presiden BJ Habibie.
Karir jurnalistiknya pun cukup panjang, baik di Indonesia pun luar negeri. Tercatat mendiang pernah menjadi redaktur di Harian Indonesia Raya pada 1968 – 1974. Atmakusumah juga pernah menjadi redaktur LKBN Antara dan Persbiro Indonesia di Jakarta.
Kemampuan jurnalistiknya juga terasah di platform radio. Mendiang pernah menjadi penyiar Radio Australia (ABC) di Melbourne, Australia dan Deutsche Welle, Radio Jerman di Koeln, Jerman. Ia juga pernah menjadi komentator masalah dalam negeri dan luar negeri pada Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta.(08)