Berita  

Subsidi BBM Habis di Oktober 2022

Dok.Fotografer

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa subsidi energi termasuk subsidi BBM akan habis pada Oktober 2022. Diketahui, jumlah subsidi energi tahun ini sebesar Rp502,4 triliun setelah adanya penambahan dari alokasi awal.

Menurut Sri Mulyani, dana ini bisa habis jika melihat pola konsumsi masyarakat saat ini. Di mana, terjadi tren peningkatan yang cukup besar apalagi yang mengkonsumsi Pertalite dan Solar.

Kemenkumham Bali

“Ini jadi persoalan, Rp502 triliun akan habis di bulan Oktober,” ungkapnya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (26/8/2022).

Sri Mulyani menjelaskan, pulihnya ekonomi ikut mendorong tingkat konsumsi masyarakat. Sehingga, konsumsi BBM dipastikan akan melampaui dari alokasi yang ditetapkan. Hingga saat ini, konsumsi Solar sudah mencapai 63 persen dari alokasi, dan Pertalite sudah 43 persen dari alokasi.

BACA JUGA  Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik

Data Kementerian ESDM dan BPH Migas mencatat, pada akhir tahun konsumsi solar akan mencapai 17,44 juta kilo liter (KL). Ini setara 115 persen dari kuota yang sudah dianggarkan pemerintah.

Sementara untuk Pertalite, mengacu data konsumsi 8 bulan kebelakang diprediksi mencapai 29,07 juta KL di akhir tahun. Ini setara 126 persen dari kuota yang disiapkan pemerintah.

“Kalau kita asumsikan volume dari konsumsi (Solar) mengikuti 8 bulan terakhir dengan 1,5 juta KL per bulan, kuota itu akan habis di bulan Oktober, demikian juga dengan Pertalite (kuota) 23,05 juta KL akan habis pada Oktober kalau konsumsi di 2,4 atau 2,5 (juta KL) per bulan,” paparnya.

BACA JUGA  Koramil Kotaanyar Berikan Wasbang dan PBB Bagi Anggota Pramuka

Perlu Tambahan

Jika tren konsumsi dibiarkan terus seperti ini, pemerintah perlu menambah anggaran sebesar Rp195,6 triliun. Sehingga totalnya menjasi Rp698 triliun untuk subsidi energi.

Angka ini berdasarkan tren konsumsi serta mempertimbangkan kurs rupiah sebesar Rp14.700 per USD. Serta memperhitungkan juga acuan harga minyak mentah (ICP) di sekitar USD 105 per barel.

“Artinya jumlah subsidi kita akan mencapai Rp698 triliun dengan volume, kurs dan harga minyak yang sekarang terjadi, dan tren sampai akhir tahun,” kata dia.(red)

 

 

Tinggalkan Balasan