Tri Indroyono

Taliban Resmi Dicoret Kazakhstan Dari Daftar Organisasi Teroris

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi berdiskusi dengan perwakilan Taliban. Pertemuan itu terjadi di sela-sela Sidang Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Islamabad, Pakistan, Sabtu (18/12/2021). FOTO: kemlu.go.id

MOSKOW, SUDUTPANDANG.ID – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Kazakhstan, Aybek Smadiyarov mengungkapkan bahwa negara itu mencoret gerakan Taliban Afghanistan dari daftar organisasi teroris.

“Taliban tidak terdaftar dalam organisasi teroris yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB,” katanya dalam laporan yang dikutip dari Kantor Berita Anadolu, Ahad (31/12/2023).

Kemenkumham Bali

Mengutip Kantor Berita Kazakhstan, Kazinform, yang mewawancarainya pada Jumat (29/12) Smadiyarov menegaskan Taliban tidak terdaftar dalam organisasi teroris yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB.

“Kazakhstan kerap mengaudit daftar organisasi teroris yang dilarang di republik ini untuk pembaruan. Sebagai bagian dari proses ini, kami memutuskan mencoret Taliban sesuai dengan yang dilakukan PBB,” katanya.

“Dengan demikian, sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB yang bersifat mengikat, Taliban tidak masuk daftar organisasi yang digolongkan Dewan Keamanan PBB sebagai teroris,” tambahnya.

BACA JUGA  Kasad: Ada Indikasi Ketidaknetralan Prajurit TNI, Laporkan!

Untuk itu hubungan lebih dalam antara Kazakhstan dan Afghanistan akan dibagun berdasarkan sikap PBB dan resolusi Majelis Umum serta Dewan Keamanan PBB, kata Smadiyarov.

Mengomentari langkah Kazakhstan itu, Kemenlu Rusia menyebut keputusan itu bisa berdampak positif terhadap dialog antara otoritas Kazakhstan dan Afghanistan sekaligus memperkuat rasa saling percaya, termasuk upaya bersama dalam menjaga keamanan kawasan, memerangi terorisme dan kejahatan narkotika.

“Keputusan ini akan turut mendorong terbebasnya Afghanistan dari isolasi internasional dan integrasi lebih dalam pada proses politik serta ekonomi global, sekaligus menjadi peluang adanya dukungan kemanusiaan bagi penduduk Afghanistan,” kata Rusia.

Rusia berharap langkah ini dapat memfasilitasi upaya rekonsiliasi antar-Afghanistan dan turut menciptakan stabilisasi situasi di Afghanistan.

BACA JUGA  Komnas Perempuan: Penganiayaan Berujung Kematian Dini Sera Afriyanti oleh GRT Termasuk Femisida

Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus 2021 setelah dua dasawarsa angkat senjata. (02/Ant)