Hemmen

10 Juta Vaksin Polio Disiapkan Indonesia Untuk Dikirim ke Afghanistan

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs Summit) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Senin (18/9/2023). FOTO:dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Sebanyak 10 juta dosis vaksin polio disiapkan Pemerintah Indonesia untuk dikirimkan ke Afghanistan, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

“Itu sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk membantu negara tersebut menghadapi endemi polio,” katanya dalam sesi arahan pers yang disiarkan di YouTube MoFA Indonesia di Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Retno bersama Menteri Luar Negeri Irlandia Michel Martin dan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly menjadi pembicara di High-level Side Event: Global Solidarity with Afghan Women and Girls serta Women’s Forum on Afghanistan, yang digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (19/9).

Dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan komitmen Indonesia untuk membantu rakyat Afghanistan, khususnya perempuan yang kehilangan hak-haknya sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021.

BACA JUGA  Tri Adhianto Tetapkan Pj. Sekda Sekaligus Lantik 17 Pejabat Esselon II, III, dan IV

Ia mengatakan bahwa solidaritas global terhadap perempuan Afghanistan harus diwujudkan melalui aksi konkret.

Adapun bantuan vaksin polio menjadi sangat penting karena situasi endemi polio disebut akan memberikan beban tambahan bagi perempuan-perempuan di Afghanistan.

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah mengirim bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pangan dan nutrisi untuk rakyat Afghanistan pada Januari lalu.

“Karena mereka menghadapi endemi polio maka diperlukan tambahan vaksin polio dan kami sudah sepakat, sudah memutuskan untuk mengirim 10 juta dosis vaksin polio dan ini kami lakukan bekerja sama dengan UNICEF dan vaksin ini diproduksi oleh Biofarma,” kata Retno.

Ia menyebut pembatasan yang diterapkan Taliban termasuk melarang perempuan bekerja di LSM dan organisasi non-profit (NGO) seperti PBB membuat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, yang biasanya melibatkan perempuan, menjadi lebih sulit.

BACA JUGA  Rupiah Melemah, Analis: Karena Kekhawatiran Resesi Global Meningkat

Selain bantuan kesehatan, Menlu juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi memajukan hak rakyat Afghanistan dalam memperoleh pendidikan.

Indonesia, kata dia, telah memberikan beasiswa dan pelatihan kepada para perempuan Afghanistan yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan akibat pembatasan Taliban.

Kontribusi lainnya adalah menjalin komunikasi dan berbagi pengetahuan antar ulama.

Indonesia terus berupaya berbagi praktik-praktik baik (best practices) kepada ulama-ulama Afghanistan tentang pendidikan inklusif bagi perempuan, kata Retno Marsudi. (02/Ant)

Barron Ichsan Perwakum