Sopir Ambulans Meminta Kita Soal Ini

ilustrasi

“Kalian tahu berapa banyak jenazah yang kami makamkan setiap hari. Pasti kalian akan sedih karena jenazah itu tidak ada yang diantar, gak ada yang didoakan, langsung masuk ke liang lahat. Saya minta tolong ke masyarakat agar tetap di rumah,”

SudutPandang.id – Pahlawan sejatinya adalah mereka yang berjuang tanpa pamrih memperjuangkan kemanusiaan. Dalam penanganan pandemi Covid-19, banyak para pahlawan masa kini yang tengah berjuang dalam sunyi. Namanya jarang mengemuka, namun jasa mereka sangat terasa.

Kemenkumham Bali

Seperti kisah perjuangan para sopir mobil ambulans yang setiap hari disibukan membawa pasien ke rumah sakit hingga mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir.

Kisah perjuangan sopir ambulans diungkap Najwa Shihab dalam program “Mata Najwa”.

Adalah Muhammad Nursyamsurya, salah satu sopir mobil ambulans yang sering membawa jenazah positif Covid-19 bercerita tentang aktivitas selama masa pandemi.

Syam, demikian pria itu biasa disapa, menuturkan kisah pilunya ketika membawa puluhan jenazah yang akan dimakamkan. Bergelut dengan waktu, bekerja sejak subuh, dalam sehari ia mengaku bisa membawa 60 jenazah positif Covid-19.

Jumlah tersebut, menurut Syam dinilai lebih banyak dibandingkan dengan awal pandemi corona melanda Indonesia yang mencapai 40-50 jenazah.

Kendati demikian, ia mengaku ikhlas menggeluti profesinya sebagai sopir ambulans. Ia tak mencari pujian, karena itu semua sudah menjadi bagian dari tugasnya.

Namun, ia mengaku sedih ketika melihat warga yang masih mengabaikan protokol kesehatan, padahal virus corona ganas belum juga reda di Indonesia.

“Kalian tahu berapa banyak jenazah yang kami makamkan setiap hari. Pasti kalian akan sedih karena jenazah itu tidak ada yang diantar, gak ada yang didoakan, langsung masuk ke liang lahat. Saya minta tolong ke masyarakat agar tetap di rumah,” tutur Syam, dengan kata-kata lirih.

Dirinya mengaku tak habis pikir, mengapa saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung, masih ditemukan titik-titik jalanan di Jakarta yang macet, dan kerumunan.

“Kehidupan seperti ini gak masuk akal. Masak kehidupan harus seperti ini? Kan harus sosialisasi,” ucao Syam, sembari meneteskan air mata.

Protokol Kesehatan

ilustrasi/Foto:Antara

Kisah sopir ambulans itu tentunya harus membuat kita semua semakin menyadari pentingnya mematuhi protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan agar tidak terpapar Covid-19.

Pandemi ini adalah persoalan bersama. Ini bukan hanya persoalan para dokter atau tenaga medis tetapi permasalahan semua pihak. Kita tidak boleh berpangku tangan saat masa pandemi, cukup mematuhi protokol kesehatan sudah cukup mendukung perjuangan mereka. Sehingga tidak akan memberikan kesia-siaan kepada mereka yang telah berjuang dalam menanggulangi Covid-19.

Mari sambut tahun baru 2021 dengan tetap optimis, saling mengingatkan, saling mencegah penyebaran virus untuk kebaikan bersama, dan senantiasa mendoakan yang terbaik untuk Indonesia.(say)

BACA JUGA  PB Mathla'ul Anwar Dukung Kebijakan PPKM Darurat

Tinggalkan Balasan