Tri Indroyono

Pandangan Abdul Kholik soal Tantangan dan Peluang Jateng Lima Tahun ke Depan 

Pandangan Abdul Kholik soal Tantangan dan Peluang Jateng Lima Tahun ke Depan 
Sosialisasi dan Seminar Kebangsaan bertajuk "Membaca Tantangan dan Peluang Jateng Lima Tahun ke Depan" yang digelar di Kota Semarang, Rabu (12/6/2024). (Foto: DPD RI)

SEMARANG, SUDUTPANDANG.ID – Anggota DPD RI Abdul Kholik menyampaikan pandangan terkait persoalan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam Sosialisasi dan Seminar Kebangsaan bertajuk “Membaca Tantangan dan Peluang Jateng Lima Tahun ke depan” yang digelar di Kota Semarang, Rabu (12/6/2024).

Salah satunya terkait angka kemiskinan yang terjadi ketimpangan cukup tinggi antara Jateng bagian selatan dan bagian utara terkait angka kemiskinan.

Kemenkumham Bali

Acara tersebut yang mengundang Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang ini menghadirkan para narasumber. Antara lain Ketua Bawaslu Jateng 2017-2022, Edi Subkhan (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang (FIPP UNNES) Edit Subkhan dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (FE Unissula) Semarang Provita Wijayanti.

BACA JUGA  Komite I DPD RI: Otonomi Daerah Belum Mampu Hadirkan Kesejahteraan Rakyat

Abdul Kholik juga mengungkapkan soal ketergantungan produk dari luar provinsi yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan Jateng belum punya produk andalan.

“Selain itu konektivitas infrastruktur jalur darat di Jateng dalam masih butuh perbaikan. Perlunya gagasan ide membangun Jateng untuk calon gubernur ke depan,” kata Senator Dapil Jateng itu.

Sementara itu, Edi Subchan menyoroti bidang pendidikan terkait sistem zonasi yang dinilainya masih meninggalkan permasalahan. Di antaranya dalam satu wilayah hanya terdapat beberapa sekolah, sedangkan peserta didik sangat banyak.

“Sehingga sekolah tidak mampu menampung peserta didik,” ujar Edi Subchan, Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Unnes.

Selanjutnya Provita Wijayanti Dosen Fakultas Ekonomi Unissula, memaparkan soal inflasi di tahun 2024. Ia memperkirakan masih akan menghadapi sejumlah tantangan.

BACA JUGA  PVMBG: Status Gunung Slamet Naik Waspada, Hindari Radius 2 Km

“Dari sektor bahan pangan, diperkirakan anomali cuaca akan berkurang sehingga cuaca relatif lebih terkendali. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada penurunan risiko gangguan pada produktivitas pertanian,” katanya.

Kendati demikian, diperkirakan beberapa harga komoditas akan mencapai tingkat harga keseimbangan yang baru seiring dengan kenaikan harga produksi (harga pupuk dan harga pakan).

Anggota DPD RI Abdul Kholik menambahkan soal dampak pada kenaikan tekanan inflasi pangan. Ke depan permasalahan ini menjadi tantangan bagi mahasiswa semua dan para pemangku kepentingan di Jateng.

“Kita akan bersinergi dan senantiasa mencari solusi ke depan,” ujarnya.(01)