PPL di Indramayu akan lacak harga pupuk subsidi di atas HET

Salah satu kios yang menjual pupuk bersubsidi di Kabupaten Indramayu, Jabar. FOTO: Otong

INDRAMAYU,  SUDUTPANDANG.ID – Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menyatakan akan melacak informasi mengenai harga pupuk bersubsidi yang dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

“Terima kasih atas informasinya mengenai hal itu, nanti hari Jumat (27/5) akan saya lacak kebenaranya,” kata PPL Wilayah Binaan di Desa Tugu, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Muklas saat dikonfirmasi, Kamis (25/5) 2022, terkait pupuk yang dijual di atas HET itu.

Kemenkumham Bali

Sebelunya, Kios Pupuk Andri Tani Desa Tugu, Kecamatan Lelea sudah mulai menjual pupuk bersubsidi, namun petani menyayangkan yang seharusnya sesuai HET sebesar Rp225 000 per kuintal malah menjual di atas HET.

Ketua Kelompok Tani Melati di RT09 blok Kantong Segede Kustama Desa Tugu, Kustama mengaku pupuk bersubsidi harga patokan per kuintal sesuai HET Rp225 000.

BACA JUGA  Semua Tim Siap Bertarung di PLN Mobile Proliga 2022

Kalau Kios Pupuk Andri Tani menjual per kuintal Rp230.000, kata dia, berarti penjualan pupuk bersubsidi di atas HET.

“Tapi karena kebutuhan terpaksa saya beli juga,” kata Kustama.

Sedangkan warga tani dari Kelompok Tani Melati 1, Casma menyarankan distributor pupuk bersubsidi PT Mega Utama Sakti untuk bisa menjual langsung kepada ketua kelompok tani yang ada di Desa Tugu, Kecamatan Lelea guna pihak yang menjual di atas HET guna memberikan efek jera.

“Pupuk bersubsidi sebab setiap musim tanam padi harga jualnya selalu di atas HET,” katanya.

Untuk itu, kata dia, dibutuhkan tindakan tegas dari distributor pupuk bersubsidi agar harga sesuai HET dapat diwujudkan.

BACA JUGA  Forkopimcam Imbau Kios Pupuk di Kecamatan Krangkeng Tak Jual Di Atas HET

Ia menatakan warga tani setempat baru saja bisa tersenyum dengan penjualan hasil panen rendeng harga gabah tidak mengalami anjlok tinggi.

Namun, di saat awal tanam dihadapkan dengan harga pupuk bersubsidi yang penjualanya sudah di atas HET.

“Saya beli seharga Rp230.000, sedangkan ini baru awal tanam. Lalu bagaimana kalau warga tani sudah mulai pemupukan serentak, tentu harganya akan jauh lebih tinggi dari patokan HET dan diperkirakan harganya akan melambung tinggi,” kata Casma.

“Untuk itu kita punya PPL, maka kami harapkan bisa mencegah jangan sampai kebutuhan pupuk bersubsidi dimainkan oleh kios pupuk,” katanya. (Otong)

 

 

 

Tinggalkan Balasan