Agar Tetap Bisa Beribadah, Umat Cetiya Permata Dihati Berdoa di Kantor Kelurahan Cengkareng Barat

Umat Cetiya Permata Dihati Berdoa di Kantor Kelurahan Agar Tetap Bisa Beribadah
Umat Buddha dari Cetiya Permata Dihati melakukan aksi damai dengan berdoa bersama di kantor Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2024).(Foto:IST)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Puluhan umat Buddha dari Cetiya Permata Dihati menggelar aksi damai di kantor Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2024).

Sembari membentangkan spanduk, mereka berdoa bersama, berharap agar tetap dapat beribadah di Cetiya Permata Dihati yang berlokasi di Perumahan Taman Kencana Blok C4 RT 05 RW 012, Cengkareng Barat.

Kemenkumham Bali

Mereka juga mendoakan Lurah Cengkareng Barat dan Camat Cengkareng agar senantiasa diberikan kesehatan dalam mengemban tugasnya. Mengayomi dan melindungi warganya tanpa melihat perbedaan.

Tampak salah satu umat duduk bersimpuh sembari menangis di tengah doa yang menggema di depan pintu pagar kantor kelurahan.

Umat Cetiya Permata Dihati Berdoa di Kantor Kelurahan Agar Tetap Bisa Beribadah
Umat Buddha dari Cetiya Permata Dihati menggelar aksi damai di depan kantor Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2024).(Foto:IST)

Pembina Cetiya Permata Dihati, Sugiarto, mengatakan, kedatangan umat hanya menyampaikan pesan damai dan aspirasi agar mereka tetap dapat menjalankan ibadah.

“Pada dasarnya, hak beragama merupakan salah satu Hak Asasi Manusia. Negara juga telah menjamin hak beribadah yang telah diatur dalam undang-undang,” ujar Sugiarto kepada awak media.

Ia pun mempertanyakan dan mengaku heran bila ada pihak-pihak yang merasa terganggu dengan keberadaan Cetiya Permata Dihati.

BACA JUGA  BNI Guyur Tim Bulutangkis BATC Dengan Apresiasi Rp3,37 Miliar

“Umat Buddha Cetiya Permata Dihati sangat memahami arti toleransi, hidup rukun dan damai dengan siapapun. Sejak berdiri pada tahun 2013, Cetiya Permata Dihati sebagai rumah ibadah umat Buddha tidak pernah ada gangguan dan mempermasalahkan,” tegasnya.

“Bila ada yang menolak, bahkan ingin menutup dan membongkar cetiya, jelas umat tidak akan diam,” sambung Sugiarto.

Kuasa Hukum Cetiya Permata Dihati, Faomasi Laia, mengapresiasi mediasi yang difasilitasi oleh pihak Kelurahan Cengkareng Barat.

“Tentunya kami sangat mengapresiasi, dengan duduk bersama kita dapat terjalin komunikasi yang baik, mencari solusi yang terbaik dengan mengedepankan sikap saling menghormati satu sama lain,” ucapnya.

Faomasi berharap, kedua belah pihak dapat berdamai, sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian seperti dulu.

“Damai itu indah, sebagai umat beragama kita harus mengedepankan sikap toleransi, saling menghormati satu sama lain, tentunya itu harapan kita semua, termasuk umat Cetiya Permata Dihati,” tutur advokat asal Nias, Sumatera Utara itu.

Meski belum terdapat kesepakatan, menurutnya, semuanya akan mengarah ke sana. Pihaknya pun siap hadir untuk terus bermusyawarah dan menjalin komunikasi dengan semua pihak terkait.

BACA JUGA  Wagub Duga Libur Nataru Berdampak pada Kenaikan Covid-19 di Jakarta

“RT RW harus merangkul semua pihak ajak bicara. Tapi, Alhamdulillah hari ini suasananya sudah mulai kembali. Kedua belah telah sepakat untuk saling menjaga kerukunan intinya itu dulu,” katanya.

Pertemuan

Umat Cetiya Permata Dihati Berdoa di Kantor Kelurahan Agar Tetap Bisa Beribadah
Pertemuan antara Pengurus Cetiya Permata Dihati dengan Pengurus RW 12 di kantor Kelurahan Cengkareng Barat, Selasa (24/9/2024).(Foto:IST)

Hal senada disampaikan Lurah Cengkareng Barat, M. Barliantoro. Pihaknya akan terus memfasilitasi pertemuan antara kedua belah pihak, sehingga dapat tercapai kesepakatan.

“Alhamdulillah hari ini suasananya sudah mulai kembali mereda. Intinya hari ini sudah ada kesepakatan yang penting itu dulu. Kedua belah pihak sepakat akan menjaga kerukunan dan ketentraman di Blok C, walaupun bahasanya mungkin belum sepakat. Kemudian soal parkir. Termasuk soal lapor melapor, mereka akan musyawarah supaya tidak masuk ke ranah hukum yang disampaikan secara lisan. Kita bahas lagi agar ada solusi ke depan,” ungkapnya.

Begitu juga dengan Ketua Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta Barat, H. Sobri yang hadir dalam pertemuan tersebut.

“Ini hanya soal komunikasi saja, bila terus duduk bersama, sama-sama saling menghormati tentunya tidak akan ada permasalahan. Kalau saya melihat ini hanya kekurangan komunikasi saja, jadi harus terus dibangun,” ujarnya.

BACA JUGA  Kebakaran, 180 Warga Tanah Sereal Kehilangan Tempat Tinggal

“Saya sering berdialog dengan umat beragama. Negara kita bukan negara agama, tapi negara Pancasila yang semua agama ada, jadi jalin terus komunikasi,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua RW 12 Jhonny Lim menyatakan bahwa di wilayahnya ada aturan tata tertib yang harus dipatuhi. Tata tertib tersebut sudah lama berlaku untuk semua warga tanpa kecuali.

“Jadi saya ingin warga mentaati aturan yang sudah ada yang disepakati bersama,” tandasnya.(tim)