Ahli Pertahanan Al A’raf: RI Tak Perlukan Tambahan 22 Kodam Baru

Ahli sekaligus pengamat pertahanan dan militer dari Centra Initiative, Dr Al Araf, SH, M.DM saat berdiskusi dalam podcast Novel Baswedan pada 7 Maret 2024. FOTO: dok.Youtube

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ahli sekaligus pengamat pertahanan dan milter, Dr Al Araf, SH, M.DM mengemukakan bahwa Republik Indonesia (RI) tidak memerlukan penambahan komando daerah militer (Kodam) baru, terlebih hingga 22 Kodam di beberapa wilayah di Tanah Air.

Pernyataan itu disampaikannya saat hadir dalam acara podcast resmi Novel Baswedan beberapa waktu lalu, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Kemenkumham Bali

Al Araf, ahli pertahanan yang pernah mengajar di Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengungkapkan kekagetannya terkait rencana penambahan Kodam di beberapa wilayah Indonesia.

Ia terkejut saat Rapim TNI Polri, yang menyebutkan rencana untuk menambah 22 Kodam baru di Indonesia.

“Rencana ini sejalan dengan aspirasi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan karena setahun yang lalu Prabowo telah menyatakan keinginannya untuk membangun Kodam di seluruh provinsi di Indonesia,” katanya.

BACA JUGA  Plt Bupati Sidoarjo beri Bantuan Warga Sidokerto Penderita Tumor Otak

“Dan dikuatkan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam Rapim TNI Polri beberapa minggu lalu. Namun, hal ini tentu memicu perdebatan terkait transformasi dalam tubuh TNI,” tambah Al Araf yang menjadi “research fellow” Indonesia Research Unit, Giessen University, Jerman (2008-2009) itu.

Pertimbangan muncul, kata dia, terkait apakah komando teritorial masih relevan dalam generasi perang baru yang cenderung asymmetrical warfare (peperangan asimetris).

“Karena generasi saat ini sudah berada dalam generasi perang kelima, yang sifatnya sudah sangat asymmetrical,” kata Ketua Badan Pengurus Centra Initiative itu.

Araf menjelaskan, banyak negara saat ini tidak lagi mengandalkan struktur teritorial dalam membangun kekuatan pertahanan.

Perang asymmetrical, kata mantan Direktur Eksekutif Imparsial itu, mengubah cara pandang dalam menghadapi ancaman, sehingga diskusi tentang kebutuhan akan Kodam baru menjadi penting.

BACA JUGA  PAN Tak Pernah Tunggu Pengumuman Reshuffle

“Di banyak negara, orang tidak lagi mengandalkan struktur ke dalam, seperti teritorial ini. Karena berbicara bagaimana membangun kekuatan pertahanan dalam menghadapi ancaman yang sifatnya asimetrik,” kata Al Araf. (Red/02)