JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), Airlangga Hartarto, menghadiri persemayaman Mayor Jenderal TNI (Purn.) I Gusti Kompyang IGK Manila di Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Jakarta.
Kehadiran Airlangga menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenal luas sebagai “Bapak Wushu Indonesia”.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan duka mendalam atas kepergian IGK Manila. Menurutnya, almarhum adalah figur bersejarah yang memiliki peran besar dalam perkembangan wushu Indonesia.
“Beliau adalah sosok yang konsisten mendorong kemajuan wushu, baik di tingkat nasional maupun internasional. PB WI sangat kehilangan karena almarhum merupakan panutan dan teladan bagi atlet muda,” ungkap Airlangga.
IGK Manila lahir di Bali pada 24 Desember 1943. Selain dikenal sebagai perwira tinggi TNI AD, ia juga seorang politisi dan penggerak olahraga. Ia menjabat Ketua Umum PB WI selama beberapa periode dan berhasil mengangkat nama Indonesia di ajang wushu internasional.
Tak hanya di cabang bela diri, IGK Manila juga punya jejak emas di dunia sepak bola. Ia pernah menjadi manajer Timnas Indonesia di SEA Games 1991 Manila, saat tim Merah Putih berhasil meraih medali emas sebuah pencapaian bersejarah yang tetap dikenang hingga kini.
Kepemimpinannya memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam membina atlet dan memotivasi mereka untuk berprestasi di level tertinggi.
Dedikasi panjangnya dalam mengembangkan wushu membuat IGK Manila dijuluki Bapak Wushu Indonesia. Julukan itu bukan sekadar gelar, melainkan pengakuan nyata atas perjuangan dan pengorbanannya.
Menurut Airlangga, nilai disiplin, semangat juang, dan konsistensi yang ditanamkan IGK Manila harus diwarisi oleh generasi muda.
“PB WI akan terus melanjutkan perjuangan beliau agar wushu Indonesia semakin berprestasi,” tegasnya.
IGK selalu menekankan pentingnya pembinaan atlet muda dan regenerasi dalam olahraga. Ia percaya bahwa keberhasilan olahraga nasional bergantung pada pembinaan jangka panjang dan keseriusan dalam menanamkan karakter disiplin serta daya juang.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia olahraga Indonesia, namun juga menjadi pengingat akan pentingnya melanjutkan cita-cita besar yang telah ia rintis.(PR/04)