YOGYAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Becak kayuh bertenaga alternatif sebagai moda transportasi tradisional di kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta diluncurkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Sementara ini kita produksi 50 unit. Target kita memang sekitar 400, tapi bertahap enggak bisa sekaligus,” kata
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti saat peluncuran becak kayuh bertenaga alternatif (berkreatif) di Taman Parkir Ketandan, Kota Yogyakarta, Sabtu (23/12/2023).
Ia mengatakan untuk tahap awal diproduksi sebanyak 50 unit becak.
Becak yang mengambil model desain purwarupa dari Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY itu diproduksi dengan dana keistimewaan dan siap dioperasikan pada awal 2024.
Ia mengatakan gagasan awal pembuatan becak kayuh bertenaga alternatif adalah untuk menjaga eksistensi kendaraan tradisional, khususnya becak kayuh di Yogyakarta, sesuai amanat Perda DIY Nomor 5 Tahun 2016 tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong.
Salah satu ikon kendaraan tradisional di DIY itu dilestarikan dengan mempertahankan ciri khasnya yaitu tetap dikayuh, namun didukung dengan sistem penggerak (pedal assist) bertenaga listrik.
Dengan tenaga penguat laiknya sepeda elektrik tersebut, diharapkan pengemudi merasa lebih ringan mengayuh becak.
“Adanya penggunaan teknologi tentunya menjadi suatu hal yang memungkinkan selama sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” katanya.
Keberadaan becak kayuh bertenaga alternatif, kata dia, juga sekaligus mendukung terwujudnya “low emission zone” atau zona rendah emisi di kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
“Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia oleh UNESCO maka terdapat konsekuensi untuk menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara,” kata dia.
Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan konsep tata ruang berbentuk garis lurus yang membentang mulai Panggung Krapyak di selatan, Keraton Yogyakarta, hingga Tugu Yogyakarta di utara.
“Nanti tahap awal (operasional becak bertenaga alternatif) masih di Malioboro dulu,” kata Ni Made Dwipanti Indrayanti.
Dalam kesempatan itu, Pemda DIY juga meresmikan stasiun pengisian daya baterai becak yang berlokasi di Taman Parkir Ketandan di jalan Ketandan Wetan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan becak kayuh merupakan salah satu ikon DIY serta bagian tak terpisahkan dari nostalgia tentang Yogyakarta.
Menurut Paku Alam, agar tetap hidup, tradisi atau budaya tidak boleh stagnan seraya mengikuti dinamika zaman tanpa harus menghilangkan esensi tradisi atau budaya dimaksud.
“Ada pula kewajiban untuk memanusiakan manusia yang harus terus diupayakan, terlebih karena ini sudah menjadi komitmen jangka panjang DIY. Untuk itu, saya mengapresiasi diluncurkannya becak kayuh dengan tenaga alternatif beserta sarana prasarana pendukungnya pada hari ini,” kata Paku Alam X. (02/Ant)